A KONSEP KEPEMIMPINAN. Kepemimpinan dalam bahasa inggris “Leadership” secara umum diartik sebagai hubungan yang erat antara seorang dan kelompok manusia karena mempunyai kepentingan yang sama (Engkoswara dan Aan Komariah, 2010: 177 ).Kepemimpinan merupakan aspek yang sangat urgen dalam menentukan keberhasilan suatu
HUBUNGANGAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI kerugian tersebut diantaranya: 1. Quality Control yang tidak sesuai kesalahan dan kelemahan, adapun kelemahan yang dirasa dalam penelitian ini antara lain: 1. Pada jumlah sampel untuk penelitian ini
tidakperlu, menghormati semangat dan isi peraturan, serta dengan besar hati mentoleransi kerugian dan gangguan terkait dengan pekerjaan yang terjadi. Dewasa ini banyak kajian baru dan menarik di bidang sumber daya manusia. Manusia dijadikan sebagai subjek dalam penelitian-penelitian SDM untuk mencari hal-
dengankelanjutannya adalah gaya kepemimpinan yang bersifat transaksional, dan gaya kepemimpinan yang bersifat transformasional, dengan masing-masing karaketeritiknya. Bertitik tolak dari latar belakang sebagaimana telah diuraikan diatas, maka masalah yang hendak dibahas dalam tulisan ini dapat dirumuskan, sebagai berikut: 1.
A Aplikasi Kepemimpinan Dalam Kehidupan. Bagi manusia yang senang berfikir negatif, tentunya akan sulit menerima konsepsi Kepemimpinan Sejati, karena menurut pendapatnya bahwa yang dapat mengetrapkan kepemimpin Sejati hanyalah nabi Muhammad, SAW. Kita kan manusia biasa, bukan Nabi, bukan Rasul, dan juga bukan malaikat mana
g6Ied. Kepemimpinan transformasional adalah salah satu model kepemimpinan yang banyak dipilih para pemimpin dalam organisasi. Bentuk kepemimpinan tersebut memiliki beberapa arti yang berbeda-beda menurut beberapa ahli, namun pada dasarnya mengarah pada hal yang sama. Dalam kepemimpinan tersebut umumnya menekankan beberapa nilai-nilai penting pada para bawahannya untuk mencapai kepentingan organisasi. Sehingga para anggota secara khusus dapat melupakan kepentingan pribadi dan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana konsep kepemimpinan transformasional dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan library research. Penelitian ini menjelaskan tentang konsep kepemimpinan transformasional yang meliputi gaya, ciriciri, karakteristik, prinsip, kelebihan dan kekurangannya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MindSet Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Copyright2022 Authors. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License Volume 1 Nomor 1 Maret 2022 EISSN 2828-8009 Konsep Kepemimpinan Transformasional Basirun1, Turimah2 1,2 Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’arif Kalirejo Lampung Tengah basirun2 ABSTRAK Kepemimpinan transformasional adalah salah satu model kepemimpinan yang banyak dipilih para pemimpin dalam organisasi. Bentuk kepemimpinan tersebut memiliki beberapa arti yang berbeda- beda menurut beberapa ahli, namun pada dasarnya mengarah pada hal yang sama. Dalam kepemimpinan tersebut umumnya menekankan beberapa nilai-nilai penting pada para bawahannya untuk mencapai kepentingan organisasi. Sehingga para anggota secara khusus dapat melupakan kepentingan pribadi dan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana konsep kepemimpinan transformasional dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan library research. Penelitian ini menjelaskan tentang konsep kepemimpinan transformasional yang meliputi gaya, ciriciri, karakteristik, prinsip, kelebihan dan kekurangannya. Kata Kunci Kepemimpinan, Transformasional ABSTRACT Transformational leadership is one of the leadership models that many leaders choose in organizations. This form of leadership has several different meanings according to some experts, but basically leads to the same thing. In this leadership generally emphasizes several important values on his subordinates to achieve the interests of the organization. So that the members in particular can forget about personal interests and do their best to achieve a common goal. The purpose of this study is to find out how the concept of transformational leadership uses qualitative methods with a library research approach. This study describes the concept of transformational leadership which includes styles, traits, characteristics, principles, advantages and Kepemimpinan, Transformasional Konsep Kepemimpinan Transformasional 35 D O I Basirun, Turimah PENDAHULUAN Kepemimpinan dalam bahasa inggris diartikan sebagai “Leadership”, namun secara umum kepemimpinan dapat diartikan sebagai hubungan yang erat antar seseorang dengan suatu kelompok. Menurut Komariah 2014, kepemimpinan mempunyai kepentingan yang sama. Selain itu, Kepemimpinan juga merupakan aspek yang sangat urgen dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi, karena kepemimpinan memiliki keterkaitan terhadap perilaku seorang pemimpin dalam memengaruhi para pegawai atau karyawannya, sehingga para pegawai mau bekerja sama untuk mewujudkan suatu tujuan organisasi. Menurut Asmarazisa 2016, kepemimpinan akan berjalan dengan baik jika pemimpin dan karyawan memiliki kerja sama yang baik. Dengan cara memiliki kesepakatan yang sama serta memiliki mekanisme dan strategi yang diperlukan untuk sampai ke tujuan yang dicapai. Selanjutnya kepemimpinan menurut Rivai 2004 kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi prilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok atau budayanya. Menurut Rivai 2002 Peran kepemimpinan dapat pula di bagi menjadi 1. Pemimpin masa depan harus fleksibel dan mempunyai pengalaman yang luas. 2. Menganggap tanggung jawab “ seremonial “ atau spiritual “ sebagai kepala organisasi menjadi suatu fungsi yang diperlukan, bukan suatu hal yang remeh yang harus dialami atau didelegasikan kepada orang lain. 3. Peraturan tidak lagi di buat secara efektif terpusat di puncak organisasi. Eksistensi pemimpin sangatlah penting dalam suatu organisasi, sebab melalui pemimpinlah setiap instruksi dan perintah dalam organisasi dikeluarkan, sehingga maju dan mundurnya suatu organisasi, tidak dapat dilepaskan dari tangung jawab moril seorang pemimpin, sebagai pemberi perintah pada organisasi tersebut. Menurut Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel, kepemimpinan dipresepsikan sebagai faktor tunggal di dalam kesuksesan atau kegagalan institusi. Oleh karenanya penentuan seorang pemimpin dalam organisasi perlu melalui pertimbangan yang matang dan mendalam, dari aspek tinjauan kemunculan pemimpin dapat dijelaskan melalui beberapa teori yang ada. Paling tidak terdapat tiga teori tentang munculnya pemimpin yaitu teori genetis, sosial, dan ekologis/sintesis. Adapun penjabaran terhadap tiga teori tersebut ialah sebagai berikut 1 Teori Genetis. Menurut teori genetis, seorang pemimpin tidak dibuat melainkan dilahirkan, dimana saat lahir seorang pemimpin telah menunjukkan bakat dan potensi kepemimpinannya. Hal ini membuatnya ditakdirkan lahir menjadi seorang pemimpin, dalam situasi dan kondisi tertentu. 2 Teori Sosial. Menurut teori sosial, seorang pemimpin harus disiapkan, dididik, dan dibentuk. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin tidak lahir begitu saja, namun ia tumbuh dan berkembang dibentuk oleh situasi dan keadaan yang ada disekelilingnya. Hal ini menyebabkan dalam teori sosial, bahwa setiap orang dapat menjadi seorang pemimpin. Hal ini dapat disiapkan melalui usaha penyiapan, dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan dari dalam diri. 3 Teori Ekologis/Sintesis. Menurut teori ekologis/sintesis, seorang pemimpin adalah individu yang sejak lahir telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan kemudian bakat tersebut perlu ditunjang dan dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan. Melalui teori ini, presepsi seorang pemimpin dicoba untuk disintesiskan, yakni tidak hanya karena faktor given sesuatu yang telah dibawa sejak lahir, namun juga perlu ditunjang dengan dukungan lingkungan dan pengembangan kompetensi- kompetensi lain, yang sekiranya dianggap menunjang bagi aspek kepemimpinan tersebut. KAJIAN PUSTAKA Beberapa hasil penelitian terdahulu yang penulis gunakan sebagai kajian empirik dalam penulisan penelitian ini yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Harmoko 2017 bahwa gaya kepemimpinan yang sesuai dengan perubahan tersebut adalah gaya kepemimpinan transformasional. Gaya kepemimpinan ini mampu mengikuti perkembangan informasi, kemajuan teknologi, tuntutan profesionalisme kerja, dan perubahan karakter penggunanya. Selanjutnya, Penelitian yang ditulis oleh Prahesti, Riana, dan Wibawa 2017 bahwa semakin tinggi peran ekstra yang dimiliki oleh karyawan koperasi-koperasi di Tabanan, maka akan semakin tinggi pula niat karyawan tersebut untuk meningkatkan kinerjanya. Selanjutnya menurut Saleem 2015 dalam fenomena yang terjadi berdasarkan jurnal yang ditulisnya yaitu mengenai dampak gaya kepemimpinan terhadap kepuasan Konsep Kepemimpinan Transformasional 36 D O I Basirun, Turimah jabatan, didalam penelitian tersebut dikatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional pengaruh secara positif terhadap kepuasan jabatan didalam bidang politik sehingga melalui gaya kepemimpinan yang tepat akan mempengaruhi kepuasan terhadap jabatan orang-orang yang berhubungan termasuk setiap karyawan yang berada dibawah kepemimpinan seseorang tersebut. Oleh karena itu, kepemimpinan transformasional sangat berperan penting dalam proses peningkatan kinerja karyawan atau pegawainya, hal itu ditujukan dengan bukti jika seorang pemimpin memiliki sikap transformasional yang tinggi, dia akan memberikan contoh yang bersifat positif kepada pegawai. Selain itu dalam kepemimpinan transformasional Sistematika dapat berpengaruh, dimana seorang pemimpin masuk kedalam bagian struktur pemimpin formal yang mempengaruhi besarnya kewenangan yang dimiliki dan batas-batas pengaruh itu dilakukan oleh orang, pekerjaan dan pola hubungan. Berlandaskan dengan penelitian-penelitian sebelumnya terdapat perbedaan pada penelitian ini, yaitu penelitian ini hanya menjelaskan secara konseptual bentuk dari kepemimpinan transformasional karena metode penelitiannya menggunakan penelitian kepustakaan. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan library research. Penelitian kepustakaan library research merupakan penelitian yang berfungsi mendapatkan informasi dari buku, majalah, dokumen, catatan sejarah atau dengan kata lain fasilitas yang terdapat dalam perpustakaan. Pendekatan kepustakaan adalah penelitian dengan kegiatan mencari data dari membaca buku dan mengolahnya, yang dalam hal ini adalah mengenai kepemimpinan transformasional. Dalam proses penelitian library reseaarch, perpustakaan menjadi tempat yang utama untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan untuk dibaca dan dikumpulkan, dikaji dan dicatat. PEMBAHASAN 1. Pengertian Kepemimpinan Transformasional Menurut Robbins dalam Setiawan and Muhith 2013 kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori kepemimpinan yang modern dimana suatu gagasan awalnya dikembangkan oleh James McGroger Burns, beliau mengatakan bahwa kepemimpinan transformasional yang jelas adalah dimana sebuah proses pimpinan dan para bawahannya selalu berusaha untuk mencapai tingkat moralitas serta motivasi yang lebih tinggi dari sebelumnya. Menurut Wutun, kepemimpinan transformasional memiliki konsep dari Bass. Dimana bass ini merupakan salah satu konsep kepemimpinan yang dapat menjelaskan lebih rinci atau secara tepat dalam menggambarkan pola perilaku kepemimpinan atasan yang nyata ada dan mampu memuat pola-pola perilaku dari teori kepemimpinan lain. Wutun juga menyatakan bahwa pemimpin selalu berusaha untuk memperluas dan meningkatkan kebutuhan yang melebihi minat pribadi serta bertujuan untuk mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan. Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan juga sebagai kepemimpinan dimana para pemimpin menggunakan karisma, selain itu mereka juga dapat menggunakan stimulasi intelektual untuk melakukan transformasional dan menghidupkan organisasinya. Menurut Hakim 2018 mengungkapkan bahwa para pemimpin yang transformasional lebih mementingkan reaktualisasi para pengikut dan organisasinya secara menyeluruh ketimbang memberikan instruksi-instruksi yang bersifat Top Down, artinya suatu Pendekatan dari atas ke bawah, yang menggunakan pengambilan keputusan oleh pemerintah dan kemudian akan dikomunikasikan kepada rakyat, Selain itu pemimpin yang transformasional lebih memposisikan dirinya sebagai mentor yang bersedia menampung aspirasi para bawahannya. Kepemimpinan transformasional hadir dalam kehidupan dunia kepemimpinan dapat menjadi jawaban atas berbagai macam persoalan tentang tantangan pada zaman saat ini. Dimana pada zaman sekarang banyak perubahan. Bukan lagi zaman ketika manusia dapat menerima segala apa yang menimpanya, tetapi pada zaman sekarang sangat berbeda pada zaman dahulu karena pada zaman sekarang banyak manusia yang mengkritik dan meminta yanglayak dari apa yang Konsep Kepemimpinan Transformasional 37 D O I Basirun, Turimah diberikannya secara kemanusiaan. Terminology motivasi Maslow mengutip bahwa manusia di era saat ini adalah manusia yang memiliki keinginan mengatualisasikan dirinya, yang berimplikasi pada bentuk pelayanan dan penghargaan terhadap manusia itu sendiri. Oleh karena itu kepemimpinan transformasional pada zaman sekarang tidak hanya didasarkan pada kebutuhan akan penghargaan diri, tetapi juga dapat menumbuhkan kesadaran atas adanya pemimpin untuk mengambil alih dalam berbuat yang terbaik sesuai dengan kajian perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang memandang manusia, kinerja, dan pertumbuhan organisasi merupakan sisi yang saling berpengaruh. Dari deskripsi di atas, dipahami bahwa kepemimpinan transformasional adalah proses kepemimpinan yang membawa perubahan melalui visi yang jelas, pelibatan bawahan dalam setiap aktivitas, dan kharismatik sebagai daya perekat antara bawahan dan pemimpin. 2. Gaya Kepemimpinan Transformasional Sudarwan Danim Shalahuddin, 2015 menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional berasal dari kata “to transform” yang artinya mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk yang berbeda. Seperti mentransformasikan visi menjadi sebuah realita, potensi yang menjadi actual, laten yang menjadi manifest dan lain-lain. Menurut Suarga 2017 kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahannya dengan cara tertentu. Yaitu dengan cara melakukan penerapan dalam kepemimpinan transformasional maka bawahan akan merasa dipercayai, dihargai, dan loyal serta respek terhadap pemimpinnya. James McGregor Burns merupakan seorang ilmuan yang pertama kali mengemukakan tentang konsepsi kepemimpinan transformasional. Bernard Bass dalam kaitannya dengan kepemimpinan transformasional mengatakan bahwa “Transformational leaders transform the personal values of followers to support the vision and goals of the organization by fostering an environment where relationships can be formed and by establishing a climate of trust in which visions can be shared”. Sedangkan secara operasionalnya Bernard Bass memaknai bahwa kepemimpinan transformasional adalah “Leadership and performance beyond expectations”. Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Seorang pemimpin transformasional harus mampu mentransformasikan secara optimal tentang sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target yang telah ditentukan. Seperti Sumber daya manusia, Fasilitas, dana, dan faktor eksternal organisasi. Sedangkan dalam indikatornya, dengan cara memberikan pembaharuan, memberi teladan, mendorong kinerja bawahan, mengharmoniskan lingkungan kerja, memberdayakan bawahan, bertindak atas sistem nilai, serta meningkatkan kemampuan dan mampu menghadapi dalam situasi yang rumit. 3. Ciri–Ciri Kepemimpinan Transformasional Ciri-ciri seorang pemimpin transformasional adalah dia yang senantiasa merangkul segala hambatan maupun halangan yang terdapat dalam organisasi. Setidaknya ada empat ciri-ciri kepemimpinan transformasional yang dijabarkan oleh Robbins dan Judge 2008, yaitu a. Pertimbangan Individual Individualized Consideration Di sini seorang pemimpin akan memperlakukan setiap bawahannya sebagai individu yang berbeda satu sama lain dan akan memonitor, mendampingi serta menumbuhkan peluang bagi para bawahan tersebut. Dengan begitu, pemimpin akan melihat setiap pengikutnya dengan cara yang berbeda-beda dan mengenali mereka serta memperlakukan mereka dengan kemampuan, kebutuhan dan aspirasi yang berbeda pula. Pemimpin juga akan memberi pelatihan maupun saran yang berbeda-beda. b. Motivasi Inspirasional Inspirational Motivation Merupakan perilaku atau kemampuan dari seorang pemimpin dalam mengomunikasikan harapannya yang tinggi serta menyampaikan visi bersama dengan menarik kepada setiap orang yang dipimpinnya. Konsep Kepemimpinan Transformasional 38 D O I Basirun, Turimah Dalam penyampaian tersebut, pemimpin akan menggunakan simbol-simbol yang menarik agar bawahannya terinspirasi untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut, sehingga organisasi akan mengalami kemajuan yang penting. c. Pengaruh Ideal Idealized Influence Pengaruh ideal juga kerap disebut sebagai pemimpin yang karismatik. Pasalnya pemimpin tersebut memiliki kemampuan atau perilaku dalam membagikan visi dan misi bagi anggotanya, sehingga membuat anggotanya mempunyai keyakinan yang mendalam kepada pemimpin tersebut. Pengikut akan memiliki rasa bangga dan respek kepada pemimpinnya, sehingga mereka akan merasa sangat bangga menjadi pengikut dari pemimpin tersebut. Mereka juga percaya bahwa pemimpinnya merupakan sosok yang memiliki kapasitas dalam menyelesaikan permasalahan. d. Stimulasi Intelektual Stimulasi Intelektual Yakni kemampuan dari seorang pemimpin dalam meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan inovasi dari pengikutnya. Dari keempat dimensi atau ciri-ciri kepemimpinan transformasional tersebut, dipahami bahwa „pisau analisis‟nya mengarah pada pandangan makro dan mikro. Proses mempengaruhi antar individu dalam organisasi pendidikan disebut sebagai pandangan secara mikro, sedangkan upaya mobilisasi kekuatan kekuasaan keahlian dan kekuasaan referensi untuk mereformasi dan mentransformasi sistem sosial serta kelembagaan disebut sebagai pandangan makro. 4. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional Bahar A. Setiawan dan Abd. Muhith menerangkan bahwa kepemimpinan transformasional ini konsep mulanya awal dikemukakan oleh James MacGregor Burn dengan teori bahwa kepemimpinan transformasional adalah upaya mempengaruhi untuk meningkatkan moralitas dan motivasi yang lebih tinggi oleh pimpinan dan juga para anggotanya. Dalam upaya ini, pimpinan bersikap kharismatik, egaliter, antusias dalam menyampaikan visi misi organisasi, dan memerhatikan kebutuhan bawahan agar bersama mewujudkan perubahan ke arah baru yang lebih baik. Hal senada disebutkan oleh Mujammil Qomar dengan ungkapan bahwa pemimpin yang kuat dan berpengaruh yakni yang dapat mewujudkan suatu perubahan. Perubahan yang dimaksud dalam organisasi pendidikan tentu bertitik tolak kepada Sumberdaya manusia SDM yang ada di dalamlembaga pendidikan. Adapun SDM yang dituju ialah bagaimana pimpinan meningkatkan mutu para guru dan para staf di lembaga yang dipimpinnya untuk kompetitif berdaya saing tinggi dan survive mampu bertahan seiring perubahan masa atau zaman. Bahkan lebih lanjut, Veithzai dan Rivai menegaskan bahwa untuk mewujudkan perubahan dalam kepemimpinan transformasional, pemimpin harus mematrikan dalam dirinya hubungan yangbersifat membangun dan saling berpartisipasi dengan bawahan, melalui upaya motivasi dan menumbuhkan kesadaran terkait nilai-nilai tugas dalam lembaga organisasi, bahkan berkomitmen dan rela berkorban demi kemajuan organisasi dengan memerhatikan kebutuhan komponen organisasi ke taraf lebih baik. Dari konteks ini, maka dirincikan karakteristikkepemimpinan transformasional, antara lain a memilikivisi yang besar; b pemimpin sebagai lokomotifperubahan; c siap terhadap risiko dari segala keputusan yang dipertimbangkan secara matang; d menumbuhkan kesadaran bersama terkait pentingnya mencapai tujuan organisasi; e percaya akan kapasitas dan kapabilitasanggota; f luwes serta terbuka terhadap perkembangan dan pengalaman baru; g mengutamakan motivasi intrinsik daripada ekstrinsik; h pimpinan dan anggota siap berkorban demi kepentingan bersama organisasi; dan i pimpinan membimbing perilaku anggota kepada kultur dan pengembangan nilai inti dari organisasi. Berdasarkan uraian di atas, dipahami bahwa ada 3 poin penting sebagai karakter dari pimpinan dalam kepemimpinan transformasional, yakni 1 pemimpin berjiwa utuh dan Konsep Kepemimpinan Transformasional 39 D O I Basirun, Turimah independen dalam mewujudkan visi organisasi, 2 bawahan memiliki kesadaran akan pentingnya kebersamaan mencapai tujuan, ditambah suplemen motivasi dan dukungan dari pimpinan, dan 3 seluruh sumberdaya organisasi kepemimpinan transformasional siap mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi tanpa mengharapkan imbalan material. 5. Prinsip Kepemimpinan Transformasional Prinsip merupakan acuan atau pedoman, dan menjadi cirri khas tersendiri. Yang artinya kepemimpinan tranformasional mempunyai ciri khas tersendiri, berbeda dengan yang lain. Terdiri dari beberapa prinsip untuk menegakkan kepemimpinan model transformasional yaitu a Pandai mengungkapkan rasa Pemimpin harus pandai menjelaskan visi misi dengan terang dan gamblang. Agar bawahan paham apa tujuan awal dan apa yang harus dicapainya. b Kemampuan membangun semangat Pemimpin harus mempunyai diri yang hangat dan aura semangat. Bukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk bawahannya juga. Ketika bawahan termotivasi dengan pemimpin, akan mudah pemimpin mengontrolnya. c Inovasi Salah satu terobosan ide adalah inovasi dari sang pemimpin. Pemimpin harus siap siaga dengan perubahan yang ekstrem, dan berusaha secepat mungkin untuk adaptasi. Dengan inovasi perusahaan atau organisasi akan tetap bertahan walaupun diterpa perubahan zaman. d Saling tolong menolong Sifat ini harus ditanamkan kepada setiap anggota, tidak terkecuali pemimpin itu sendiri. Pada dasarnya gaya kepemimpinan transformasional adalah saling menolong, dan saling menutupi kekurangan. e Terbuka Sikap terbuka harus dimiliki oleh pemimpin pada gaya ini. Karena pemimpin berkomunikasi oleh bawahan secara dua arah, dengan itu harus menerima saran dan kritik secara lapang dada. 6. Kelebihan dan Kekurangan Kepemimpinan Transformasional a. Kelebihan Kepemimpinan Transformasional Menggunakan sistem kepemimpinan transformasional dapat memberikan banyak kelebihan, terutama pada organisasi dan perusahaan. Beberapa dari kelebihan dengan memilih metode kepemimpinan seperti ini yaitu antara lain sebagai berikut o Mampu memberikan komitmen yang cukup baik bagi para anggota yang tergabung dalam melaksanakan visi dan misi yang diminta. o Dapat mengarahkan para anggota atau bawahan dalam melakukan tanggung jawab dan tugas yang diberikan sepenuhnya. o Memiliki ketegasan yang dapat membantu mempermudah perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. o Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antara pimpinan dan bawahan secara maksimal. o Dapat memberdayakan seluruh kemampuan para karyawan atau bawahan yang dipimpin secara optimal. o Penuh dengan motivasi dan semangat yang tinggi untuk mewujudkan tujuan perusahaan secara bersama-sama. b. Kekurangan Kepemimpinan Transformasional Menurut Northouse 2013 ada enam kelemahan dan kritik dari teori kepemimpinan transformasional ini, yaitu; Pertama, bahwa ia tidak memiliki kejelasan konseptual. Karena adanya tumpang tindih substansial antara masing-masing Empat komponen pengaruh ideal, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual , dan pertimbangan individual menunjukkan bahwa dimensi itu tidak jelas. Selanjutnya, parameter kepemimpinan transformasional sering tumpang tindih dengan konseptualisasi kepemimpinan serupa. Misalnya, menunjuk bahwa kepemimpinan transformasional dan karismatik sering diperlakukan sinonim, meskipun di beberapa model kepemimpinan karisma hanya salah satu komponen dari kepemimpinan transformasional. Kedua, kritik berfokus pada bagaimana kepemimpinan transformasional diukur. Beberapa peneliti biasanya menggunakan beberapa versi Multifactor Leadership Questionnaire MLQ untuk mengukur kepemimpinan transformasional. Namun, beberapa studi telah mengkritik Konsep Kepemimpinan Transformasional 40 D O I Basirun, Turimah validitas dari MLQ tersebut. Dalam beberapa versi dari MLQ, empat faktor transformasional kepemimpinan pengaruh idealis, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, dan pertimbangan individual berkorelasi tinggi dengan satu sama lain, yang berarti mereka bukanlah faktor yang berbeda Selain itu, beberapa faktor transformasional berkorelasi dengan faktor-faktor transaksional dan laissez-faire, yang berarti mereka mungkin tidak unik dengan model transformasional. Ketiga, bahwa kepemimpinan transformasional memperlakukan kepemimpinan sebagai ciri kepribadian atau kecenderungan bersifat pribadi daripada perilaku melatih orang. Melatih orang-orang dalam pendekatan ini menjadi masalah karena sulit untuk mengajar orang untuk mengubah sifat mereka . Meskipun banyak ahli, termasuk Weber, House, dan Bass, menekankan bahwa kepemimpinan transformasional berkaitan dengan perilaku pemimpin , seperti bagaimana pemimpin melibatkan diri dengan pengikut, ada kecenderungan untuk melihat pendekatan ini dari perspektif sifat. Masalah ini diperparah karena kata transformasional menciptakan gambar dari satu orang menjadi komponen yang paling aktif dalam proses kepemimpinan. Sebagai contoh, meskipun "menciptakan visi" melibatkan input dari pengikut, ada kecenderungan untuk melihat pemimpin transformasional sebagai visioner. Ada juga kecenderungan untuk melihat pemimpin transformasional sebagai orang yang memiliki kualitas khusus yang mengubah orang lain. Keempat, para peneliti belum menetapkan bahwa pemimpin transformasional sebenarnya mampu mengubah individu dan organisasi. Ada bukti yang menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dikaitkan dengan hasil positif, seperti efektivitas organisasi. Namun dalam penelitian belum menunjukkan hubungan sebab akibat antara pemimpin transformasional dan perubahan pengikut atau organisasi yang jelas. Kelima, kepemimpinan transformasional adalah elitis dan anti-demokrasi. Pemimpin transformasional sering memainkan peran langsung dalam menciptakan perubahan, membangun visi, dan advokasi arah baru. Hal ini memberikan kesan yang kuat bahwa pemimpin bertindak secara independen dari pengikut atau menempatkan dirinya di atas kebutuhan para pengikut. Keenam, Kepemimpinan transformasional memiliki potensi untuk disalahgunakan. Kepemimpinan transformasional berkaitan dengan perubahan nilai-nilai masyarakat menuju visi baru. Tapi siapa yang harus menentukan arah yang baru yang lebih baik dan siapa yang memutuskan bahwa visi baru adalah visi yang lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, dipahami bahwa kepemimpinan transformasional memiliki kelebihan dan kekurangan dari sudut pandang yang berbeda yakni kepemimpinan transformasional bisa berjalan maksimal apabila pimpinan dan bawahan dapat bekerjasama dalam menjalankan roda organisasi. PENUTUP Kepemimpinan transformasional sangat dibutuhkan pada era sekarang. Adanya sosok pemimpin yang bisa mengerti bawahan adalah hal yang sangat diharapkan. Dengan itu akan tercipta suatu manajemen yang selaras dan sesuai dengan visi dan misi. Dengan pemimpin yang bisa menciptakan visi menjadi aksi, dan sosok pemimpin yang imajiner juga diharapkan lahir dengan gaya transformasional. Pada gaya transformasional akan terbuka antara pemimpin dan bawahan, sehingga kritik dan saran akan terdengar langsung oleh pemimpin. Dengan kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan dapat memajukan suatu peradaban dengan cara yang unik. Perkembangan pemikiran kepemimpinan model transformasional ini lebih menarik dari berbagai ahli baik akademisi maupun praktisi kepemimpinan. karena konsep dan teori dari kepemimpinan transformasional mampu memberikan ukuran dan komponen yang sudah bisa diukur, walaupn masih terdapat berbagai kekurangan dan kritik. Konsep Kepemimpinan Transformasional 41 D O I Basirun, Turimah DAFTAR PUSTAKA Asmarazisa, Dhenny. 2016. “Pengaruh Motivasi Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Bank Btn Batam.” Jurnal Dimensi 521–15. Assingkily, Muhammad Shaleh, and Mesiono Mesiono. 2019. “Karakteristik Kepemimpinan Transformasional Di Madrasah Ibtidaiyah MI Serta Relevansinya Dengan Visi Pendidikan Abad 21.” MANAGERIA Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 41147–68. Bakhtiar, Bakhtiar. 2019. “Kategori Kepemimpinan Transformational.” At-Ta‟dib Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam 38–47. Diana, Putri. 2019. “Artikel Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah.” 1– 13. Hakim, Ahmad Firman. 2018. “Pengaruh Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Pada Banjarmasin Post Group.” Jurnal Administrasi Bisnis JAB 622131–40. Harmoko, Sapto. 2017. “Gaya Kepemimpinan Transformasional Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi Riset.” UNILIB Jurnal Perpustakaan 8121–28. Komariah, Aan. 2014. “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Iklim Sekolah, Kinerja Mengajar Guru Terhadap Produktivitas Sekolah.” MIMBAR, Jurnal Sosial Dan Pembangunan 301118. Kurniawan, Ervin. 2018. “Analisis Gaya Kepemimpinan Dan Nilai Kepemimpinan Direktur PT Media Rajawali Indonesia.” Agora 62. Lesilolo, Herly Janet. 2013. “Kepemimpinan Transformasional Dalam Rekonstruksi Peran Agama Di Indonesia.” Jurnal Pembangunan Pendidikan Fondasi Dan Aplikasi 1183–93. Prahesti, Devi Shinta, I. Gede Riana, and I. Made Artha Wibawa. 2017. “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Ocb Sebagai Variabel Mediasi.” E- Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana 72761. Saleem, Hina. 2015. “The Impact of Leadership Styles on Job Satisfaction and Mediating Role of Perceived Organizational Politics.” Procedia - Social and Behavioral Sciences 172563–69. Senny, Mei Hardika, Lanny Wijayaningsih, and Mozes Kurniawan. 2018. “Penerapan Gaya Kepemimpinan Transformasional Dalam Manajemen PAUD Di Kecamatan Sidorejo Salatiga.” Scholaria Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan 82197–209. Setiawan, Bahar Agus, and Abd. Muhith. 2013. “Transformational Leadership Ilustration in the Education Organization.” 184. Shalahuddin. 2015. “Karakteristik Kepemimpinan Transformasional.” Jurnal Kependidikan Islam IAIN Sulthan Thaha Saifuddin 656599. Suarga, Suarga. 2017. “Efektivitas Penerapan Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu Layanan Administrasi Pendidikan.” Idaarah Jurnal Manajemen Pendidikan 1123–33. Suryana, Asep. 2010. “Konsep Dasar Kepemimpinan.” Kepemimpinan Dan Manajemen Pendidikan Dasar 1–77. Veneta, Febyola, and Sholihati Amalia. 2019. “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Organizational Citizenship Behaviour Studi Kasus PT Komatsu Undercarriage Indonesia.” Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi 4323. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Veneta Sholihati AmaliaThe purpose of this research is to analyze the influence of transformational leadership on organizational citizenship behavior. This research uses quantitave descriptive method. The sample in this study was 150 employees of Komatsu Undercarriage Indonesia Ltd, using non-probability sampling - saturation sampling. The collection of information in this study was conducted by providing questionnaires to employees and analyzed by using descriptive analysis, correlation, regression, coefficient of determination, and hypothesis testing. The results of this study indicate that transformational leadership affects organizational citizenship behavior by 31,5% and the rest is influenced by other factors. Analysis results show that transformational leadership has a significant effect on organizational citizenship Shaleh AssingkilyMesiono MesionoThis paper discusses the characteristics of transformational leadership in Islamic Elementery School MI. It focuses on how the basic concepts of this kind of leadership are relevant to the 21st century education vision, on the what are the essential steps of a transformational leader on investigaties the strengths and weaknesses of transformational leadership in developing the quality of human resources in managing a school. This research used a qualitative approach with the main data of a literary study. The results of this research indicate that 1 the characteristic of transformational leadership through idealized influence, inspirational motivation, intelectual stimulation, and individual consideration 4I are relevant to the vision of 21st century education. The characteristics are built in the form of life and career skills, learning and innovation skills, information, media, and technological skills, 2 the steps for a transformational leader to face the vision of 21st century education are described in the concept of 4I which is combined with 4C critical thinking and problem solving, creativity and innovation, communication, and collaboration towards 3 vision of education in the 21st century, and 3 the advantages of transformational leadership are in cost savings, high commitment, actualization of the potential human resources, and interpersonal communication, while the weaknesses are that it requires a relatively longer time, uneven empowerment, needs intense attention, and is difficult to apply to members in the number of Hardika Senny Lanny WijayaningsihMozes KurniawanThe purpose of this study is to prove that the transformational leadership style can be applied and to describe how it is applied in Early Childhood Education management in Sidorejo District of Salatiga. This descriptive qualitative research used the sampling using technique purposive. Techniques of collecting data using interviews, observation and documentation. Many phenomena researchers find in some kindergartens in the city of Salatiga are examples many teachers resigned each year, they lack of motivation and awareness of their duties as teachers or perform tasks only because of rewards or punishment, and lack of trust and loyalty to the institution school. With the implementation of this transformational leadership style, it provides some positive impacts, principals being role models, encouraging subordinate performance, harmonizing the work environment, empowering employees, acting on the value system, continuously improving their capabilities, and having the ability to cope with complex situations. So with this study, the authors hope this transformational leadership style can be applied in school institutions that have not used this style of leadership, especially early childhood institutions because the results show that the transformational leadership style is very effective applied to early childhood education management. Aan KomariahThe purpose of this studyis to empirically examine the direct and indirect relationship among transformational leadership, school climate, teacher performance, and school productivity in vocational school in Bandung District. Correlational research method with Structural Equation Modeling SEM. The population includes all vocational teachers in Bandung District 1843 as of 31 vocational schools with a sample of 286 people. The results showed that transformational leadership, school climate, teacher performance and productivity of schools have relationships that are positive and significant direct and indirect. Hina SaleemThe present study aims to investigate the impact of leadership styles on job satisfaction and to see if perceived organizational politics has a mediating role or not. In this study descriptive research design was used and a quantitative research was conducted. The sample of this study was selected through non-probability convenience sampling. Research finding revealed that transformational leadership has a positive impact on job satisfaction and transactional leadership has a negative impact on job satisfaction. Findings also suggest that, perceived organizational politics partially mediate the relationship between both leadership styles and job AsmarazisaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank BTN Batam. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survei yang terdiri dari Variable Motivasi dan Kepemimpinan X dan Kinerja Karyawan Y, untuk membuktikan pengaruh motivasi dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, maka penulis mengumpulkan data dengan cara penyebaran kuisioner sebanyak 50 orang responden sebagai sampel yang diambil dari karyawan PT. Bank BTN Batam, data yang terkumpul melalui kuisioner diolah dengan menggunakan aplikasi program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 21, hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi dan kepemimpinan secara bersama – sama berkontribusi memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 68,5 %, adapun sisanya sekitar 31,5% dipengaruhi oleh faktor lain, hasil analisis regresi secara parsial menunjukan bahwa variabel motivasi dan kepemimpinan secara individual mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Janet LesiloloAbstrak Indonesia dalam Orde Baru sangat kuat menekankan ideal-ideal sentralisasi, otoritarianisme dan birokratisme. Konteks ini mengakibatkan terjadinya kemerosotan peran agama. Satu sisi, praktek ketidakpedulian etik, ketidakpedulian moral dan ketidakpedulian sosial semakin melekat dengan perilaku manusia beragama. Disinilah letak peran penting pemimpin agama, untuk merekontsruksi peran agama, hingga peran agama menjadi suatu kebutuhan utuh bagi pemeluknya. Kepemimpinan transformasional, dengan ciri utama perubahan diri diharapkan dapat merekonstruksi peran agama di Indonesia dengan Pertama, menginternalisasi hak, kesamaan dan kesetaraan dalam lingkung kehidupan beragama. Kedua, membumikan makna martabat manusia yang bernilai dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Ketiga, menerapkan apresiasi toleransi keragaman. Keempat, memobilisasi kolektif dengan adaftif sebagai upaya penghilangan diskriminasi, stereotipe dan prasangka, dan Kelima, membangun demokrasi dalam dialog, dengan keadilan, kedamaian, kebebasan dan Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam 38-47. Diana, Putri. 2019Bakhtiar BakhtiarBakhtiar, Bakhtiar. 2019. "Kategori Kepemimpinan Transformational." At-Ta"dib Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam 38-47. Diana, Putri. 2019. "Artikel Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah." 1-13.
Teori kepemimpinan transformasional mengacu kepada sebuah pendekatan kepemimpinan dengan model transformasional yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Teori ini menjelaskan bahwa kepemimpinan dengan melakukan pendekatan pada usaha untuk mengubah kesadaran dan membangkitkan semangat. Pada kepemimpinan transformasional, atasan menunjukkan kepada bawahan untuk mengeluarkan usaha lebih keras agar bisa mencapai tujuan organisasi tanpa rasa tertekan. Agar anda lebih memahami teori ini, berikut akan dijelaskan ciri-ciri dan kelebihan serta kekurangan dari teori kepemimpinan transformasional. Ciri-Ciri Kepemimpinan Transformasional Teori kepemimpinan transformasional menurut Bass yang dilakukan penelitian pada 1985, merumuskan ada 4 ciri utama yang harus dimiliki oleh pemimpin untuk menjalankan teori ini. 1. Stimulasi Intelektual Ini merupakan kondisi di mana perusahaan yang mengalami stagnan menjadi musuh paling utama bagi atasan yang memiliki gaya kepemimpinan transformasional. Para pemimpin dengan gaya ini akan berusaha mengubah cara berpikir, teknik dan target perusahaan stagnan yang selama ini dipegang teguh. Tentu saja cara tersebut dapat membuat perubahan pada perusahaan dengan cara melakukan berbagai inovasi agar bisa menghasilkan solusi terbaik. 2. Konsiderasi Individual Ciri teori kepemimpinan transformasional yang kedua adalah memahami perbedaan personal semua bawahannya. Karena setiap individu tentu berbeda maka anda sebagai pemimpin harus tetap menjaga komunikasi dengan bawahan. Caranya tentu saja dengan berbagi ide, saran hingga kritik. Hal ini dikarenakan komunikasi dua arah adalah sebuah apresiasi kepada para bawahan. Dengan cara ini pemimpin juga lebih tahu apa saja yang menjadi kebutuhan dari masing-masing anggotanya. 3. Motivasi Inspirasional Karakteristik kepemimpinan transformasional berikutnya harus punya visi dan misi yang jelas dan bisa dikomunikasikan langsung kepada bawahannya. Tentu saja jika atasan dan bawahan punya tujuan yang sama tentu akan lebih mudah dan cepat dalam mewujudkannya. Nah peran anda sebagai atasan yang punya gaya kepemimpinan transformasional adalah sebagai mentor. Mentor ini tentu saja mendampingi bawahan sambil membimbing para anggotanya untuk bisa mengembangkan potensi diri yang ada. Selain itu, gaya kepemimpinan transformasional, juga membantu bawahan lebih optimis, lebih antusias dan punya motivasi diri yang kuat. 4. Idealisasi Pengaruh Yang terakhir ada yang namanya idealisasi pengaruh dengan cara menjadi sosok yang mencerminkan seorang panutan. Tentu saja disini pemimpin harus punya moral yang baik agar bisa dipandang oleh bawahan. Pemimpin juga harus bersikap adil dalam mencontohkan standar moral kepada tiap-tiap anggota. Caranya tentu masih dengan melakukan mentoring kepada bawahan dengan mencontohkan perilaku kepemimpinan pada setiap kondisi. Jadi secara tidak langsung pemimpin bisa menularkan apa-apa yang baik kepada semua bawahannya. Benefit yang didapatkan dari pimpinan dengan jiwa sebagai panutan adalah rasa hormat dan kepercayaan dari setiap bawahan. Kelebihan Dan Kekurangan Dengan Teori Kepemimpinan Transformasional Gaya kepemimpinan dengan teori ini tentu saja memiliki beberapa kelebihan dan juga kekurangan. Berikut akan dijelaskan kelebihan dan kekurangan teori kepemimpinan transformasional. Kelebihan Tidak adanya biaya besar, sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih komitmen besar untuk karyawan yang sifatnya mengikat secara mengembangkan potensi diri para bawahan dengan dibimbing oleh atasan saja memperbaiki kualitas hubungan interpersonal antara atasan dan bawahan lebih baik lagi. Kekurangan Butuh waktu lama untuk menerapkan teori kepemimpinan transformasional. Namun seiring berjalannya waktu ketika teori ini sudah diterapkan, ada komitmen yang kuat antara bawahan dan atasan agar mempertahankan gaya kepemimpinan yang tentu saja yang menguntungkan bagi penerapannya susah, tentu saja tidak ada yang bisa menjamin teori ini bisa berhasil untuk semua menjalankan teori ini membutuhkan yang namanya perhatian pada detail-detail kecil. Hal ini disebabkan bawahan adalah individu atau manusia biasa yang punya keunikan cukup sulit dengan karyawan dalam jumlah yang sangat banyak. Nah itu tadi pembahasan seputar teori kepemimpinan transformasional, mulai dari pengertiannya, ciri-ciri hingga kelebihan dan kekurangan. Tentu saja wawasan tentang teori kepemimpinan ini sangat penting anda pelajari jika ingin memajukan sebuah perusahaan. Sebab banyak manfaat yang bisa dipetik ketika menerapkan gaya kepemimpinan transformasional ini, terutama bagi perusahaan yang terus mengalami penurunan performa.
Kepemimpinan transformasional yang dilakukan oleh orang yang melakukan perubahan besar dalam masyarakat. Ini adalah karakteristik pemimpin yang menciptakan perubahan dalam perilaku dan sikap pengikut mereka anggota organisasi, mengubah visi mereka dan mendapatkan di dalamnya komitmen yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Contoh dari tipe kepemimpinan ini adalah Steve Jobs , yang mendorong dan menantang karyawannya untuk menciptakan produk yang lebih baik. Lain yang lebih baru adalah Elon Musk, yang dengan visinya tentang dunia dengan mobil listrik atau manusia yang tiba di Mars menginspirasi banyak orang. Pemimpin transformasional memperhatikan pengikut mereka dan menarik cita-cita moral. Ini menyiratkan nilai-nilai yang berbeda seperti kejujuran, tanggung jawab atau altruisme. Dengan cara ini, dia mendesak mereka untuk memperhatikan kepentingan organisasi dan mengatasi keegoisan individu. Kepemimpinan transformasional melibatkan peningkatan kapasitas anggota organisasi untuk memecahkan masalah secara individu atau kolektif. Ini mewakili budaya perubahan. Kepemimpinan transformasional memotivasi orang untuk melakukan lebih dari yang mereka harapkan, yang pada akhirnya menggerakkan dan mengubah kelompok, organisasi, dan masyarakat itu sendiri. Untuk mencapai ini mereka menggunakan visi yang menginspirasi, nilai-nilai organisasi, iklim organisasi yang baik dan hubungan pribadi yang memuaskan. Indeks artikel Ini adalah karakteristik paling penting dari pemimpin transformasional Mengubah Pemimpin transformasional mengubah pengikut mereka dan organisasi di mana mereka ditemukan. Terlebih lagi, yang paling menonjol bahkan mengubah sejarah dan kehidupan masyarakat. Mereka memotivasi orang Ini adalah gaya kepemimpinan yang memotivasi orang dan mengubah mereka, karena ini terkait dengan kebutuhan manusia, realisasi diri, harga diri, dan pertumbuhan pribadi. Pelaksanaan kepemimpinan transformasional merangsang perilaku yang lebih efektif, para pekerjanya termotivasi untuk memberi lebih dari yang diharapkan dari mereka. Mereka menghasilkan perubahan visi pada pengikut mereka Pemimpin transformasional memberikan pengaruh pada anggota kelompok, menghasilkan perubahan visi yang mendorong orang untuk mengesampingkan kepentingan pribadi untuk mencari kebaikan kolektif. Mereka bahkan akan mencari kepentingan bersama bahkan jika kebutuhan paling dasar mereka seperti keamanan, kesehatan atau cinta tidak terpenuhi. Kepemimpinan transformasional tepat ketika Anda ingin mengubah visi atau misi organisasi Anda sendiri karena lingkungan dinamis dan cepat berubah. Dalam lingkungan ini gaya kepemimpinan yang paling tepat karena itulah yang dicapai oleh para pemimpin tersebut. Mereka adalah pemimpin yang karismatik dan menginspirasi Mereka adalah pemimpin dengan karisma, yang menunjukkan pengaruh melalui karakter mereka, pengaruh mereka dan perilaku teladan mereka. Pemimpin transformasional akhirnya menjadi panutan bagi pengikut mereka. Kepemimpinan transformasional akhirnya menghasilkan dampak pada pengikut karena mereka mengidentifikasikannya, dengan keyakinannya, dengan nilai dan tujuannya. Para pemimpin ini memiliki kemampuan untuk membangkitkan semangat pengikut mereka dan menyampaikan kepercayaan dan rasa hormat kepada mereka. Selain itu, mereka menginspirasi karena meningkatkan optimisme dan semangat. Perhatikan pengikut individu Pemimpin transformasional memperhatikan pengikutnya, dengan cara yang mendorong perkembangan dan pertumbuhan mereka. Ini juga merangsang mereka secara intelektual, dengan cara itu mereka memulai tindakan, mencoba melakukan hal-hal baru atau memikirkan masalah dengan cara baru . Anda tersedia untuk mereka, mengomunikasikan harapan yang tinggi, dan dapat dipercaya serta bersedia membantu mereka. Selain itu, mereka melayani anggota secara individu, menasihati dan melatih mereka. Mereka menghasilkan ikatan emosional pada pengikut mereka Pengikut akhirnya membentuk ikatan emosional yang kuat dengan pemimpin transformasional, sehingga membentuk visi bersama. Pengikut merasa lebih percaya diri, dengan harga diri yang lebih besar, sehingga mereka merespons secara positif apa yang diminta pemimpin dari mereka, berjuang untuk pencapaian kolektif. Mereka mempromosikan kerjasama Mereka adalah pemimpin yang beradaptasi dengan sangat baik terhadap tuntutan organisasi. Ini berarti bahwa mereka mempromosikan kerjasama di dalam organisasi, bahwa semua anggota saling memahami dan bahwa harapan baik dari organisasi itu sendiri maupun kelompok terpenuhi . Mereka mempromosikan efek kaskade atau domino Efek kaskade atau domino mengacu pada kemampuan pemimpin transformasional untuk mengubah pengikut mereka menjadi pemimpin potensial. Dengan cara ini, ketika dalam situasi lain diperlukan, para pengikut sendirilah yang akan menjadi pemimpin transformasional, yang menjamin bahwa organisasi itu berkelanjutan. Mereka secara intelektual merangsang pengikut mereka Karakteristik fundamental lain dari kepemimpinan transformasional adalah stimulasi intelektual dari para pengikutnya; Mereka menyukai pendekatan baru untuk masalah dan mengajukan pertanyaan untuk tantangan yang mereka hadapi. Selain itu, mereka menganggap bahwa pelatihan berkelanjutan itu penting, karena mereka percaya bahwa pengikut tumbuh secara pribadi dengan cara ini. Kepemimpinan bersama penting bagi mereka Bagi para pemimpin transformasional, “kepemimpinan bersama” itu penting, yaitu, mereka mencari konsensus dengan para pekerja tentang nilai-nilai organisasi, tentang tujuan dan cara kerja. Bagi mereka, kerja tim itu penting, karena hasil yang lebih baik dicapai dalam organisasi. Mereka adalah peran simbolis otoritas Pemimpin transformasional mengambil peran “peran simbolis otoritas”, sehingga mereka menjadi agen yang bertanggung jawab. Mereka tahu dan merasa bertanggung jawab atas organisasi, sehingga mereka melakukan perilaku khusus untuk memberi contoh. Mereka adalah contoh ketersediaan untuk perusahaan, jujur, bertanggung jawab dan bekerja keras untuk mencapai tujuan dan konsisten dengan nilai-nilai organisasi. Mereka didefinisikan menurut nilai-nilai moral Mereka memiliki efek pada pengikut mereka berdasarkan nilai-nilai seperti kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan rasa hormat. Mereka peduli dengan hati nurani pengikut mereka, mengacu pada nilai-nilai seperti kebebasan, keadilan atau perdamaian. Mereka mencapai efek pada pengikut mereka dengan membuat mereka sadar akan tujuan organisasi, mendorong mereka untuk melampaui kepentingan mereka sendiri dan mengaktifkan kebutuhan mereka yang lebih tinggi, seperti realisasi diri. Mereka mencoba meminimalkan kesalahan Pemimpin transformasional mencoba meminimalkan kesalahan; Mereka berusaha mengantisipasi agar tidak terjadi. Ketika kesalahan terjadi, mereka tidak mengeluh atau membalas, mereka hanya mencoba mengubahnya menjadi pengalaman belajar. Anda belajar dari kesalahan dan oleh karena itu bawahan tidak dihukum karena telah melakukannya. Mereka mendorong kreativitas Mereka mengajak pengikut untuk menyumbangkan ide-ide baru, mereka mendorong kreativitas untuk mandiri. Untuk melakukan ini, mereka mengundang mereka untuk secara kreatif menemukan cara terbaik untuk memecahkan masalah dan melaksanakan tugas. Ia memiliki visi berorientasi masa depan dan mengarahkan seluruh energinya dalam memecahkan masalah yang rumit, tidak menggunakan pemikiran konvensional dan menggunakan kecerdasannya untuk mencapai kesuksesan. Sifat dan kompetensinya Dalam beberapa studi tentang pemimpin transformasional, atribut pribadi yang berbeda telah diidentifikasi. Misalnya, ditekankan bahwa mereka percaya terhadap orang-orang dan memperhatikan kebutuhan mereka, melihat diri mereka sebagai agen perubahan dan fleksibel serta belajar dari pengalaman. Selain itu, mereka adalah visioner, dengan keterampilan kognitif yang baik dan percaya pada kebutuhan untuk menganalisis masalah. Mereka adalah orang-orang yang mengedepankan nilai-nilai untuk membimbing perilaku masyarakat dan berhati-hati dalam mengambil risiko. Keuntungan dari kepemimpinan transformasional Memiliki dampak pada harga diri dan kesejahteraan Mengingat karakteristik pemimpin transformasional, pengikut akhirnya merasa percaya diri, dengan harga diri yang lebih besar dan perasaan menjadi bagian dari kelompok. Semua ini mempengaruhi organisasi karena para pengikut menanggapi secara positif apa yang diminta pemimpin dari mereka. Meningkatkan kinerja pekerja Pengikut mencoba yang terbaik untuk mencapai upaya organisasi dan oleh karena itu kinerja dan kinerja yang lebih besar dicapai oleh para pekerja. Penelitian yang berbeda telah menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki dampak positif pada reaksi psikologis dan emosional pengikut, itulah sebabnya kinerja mereka di tempat kerja juga lebih tinggi. Misalnya, beberapa penelitian dari AS menunjukkan bahwa pengikut pemimpin transformasional, dibandingkan dengan pemimpin lain, menunjukkan kinerja yang lebih baik di tempat kerja. Hal ini terjadi karena mereka memiliki kepercayaan diri dan komitmen yang lebih, yang pada akhirnya berdampak pada tingkat pekerjaan. Mereka dapat menanggapi kompleksitas organisasi Keuntungan lain dari pemimpin transformasional adalah mereka mampu beradaptasi dengan apa yang dibutuhkan organisasi dari mereka, meningkatkan efisiensi dan efektivitas mereka. Tipe pemimpin ini mempromosikan kerjasama dan tanggung jawab, dan mampu merespons secara efektif kompleksitas organisasi. Kekurangan dari kepemimpinan transformasional Nelson Mandela adalah contoh pemimpin transformasional Pada beberapa kesempatan, kepemimpinan transformasional mungkin bukan gaya yang paling menguntungkan bagi organisasi. Misalnya, ketika kita bergerak dalam lingkungan stabil yang dinamis, dengan sedikit perubahan, di mana para pengikut memiliki pengalaman dan menikmati pekerjaan mereka, gaya transaksional mungkin lebih tepat. Ketika pengikut memiliki status, termasuk dalam organisasi yang adil, dan yang mempromosikan pengendalian diri pada anggotanya, gaya transaksional juga bisa menjadi gaya yang paling menguntungkan yang menjaga keseimbangan. Ini bukan gaya untuk semua pengikut Gaya transformasional bukanlah yang paling optimal untuk semua pengikut. Karyawan yang lebih bergantung, yang tidak mampu melakukan apa yang diharapkan atau diajarkan pemimpin, dan yang tidak dapat mengembangkan keterampilannya, akan merasa lebih tidak nyaman. Orientasi detail kecil Meskipun pemimpin transformasional dikenal karena kemampuannya untuk memotivasi, mereka terkadang memiliki sedikit orientasi detail. Para ahli mengatakan tipe pemimpin seperti ini membutuhkan dukungan dari orang-orang yang lebih terorganisir dan berorientasi pada detail. Kebutuhan realistis akan dukungan Karena para pemimpin transformasional sangat bergantung pada semangat dan visi, mereka terkadang membutuhkan mitra yang realistis untuk memberi mereka wawasan yang realistis tentang situasi dan tujuan organisasi. Referensi Ayala-Mira, M., Luna, MG, dan Navarro, G. 2012. Kepemimpinan transformasional sebagai sumber untuk kesejahteraan di tempat kerja. Jurnal Psikologi Uarcha, 9 19, 102-112. Bernal Agudo, JL 2001. Memimpin perubahan kepemimpinan transformasional. Buku Tahunan Pendidikan Departemen Ilmu Pendidikan Universitas Zaragoza. Bracho Parra, O., dan Guiliany, JG 2013. Beberapa pertimbangan teoritis tentang kepemimpinan transformasional. Godoy, R., dan Breso, E. 2013. Apakah kepemimpinan transformasional menentukan dalam motivasi intrinsik pengikut? Jurnal Kata dan Psikologi Organisasi, 29, 59-64. Moreira, CM 2010. Kepemimpinan transformasional dan gender dalam organisasi militer. Tesis Doktoral dari Complutense University of Madrid. Nader, M., dan Sánchez, E. 2010. Studi banding nilai-nilai pemimpin sipil dan militer transformasional dan transaksional. Sejarah Psikologi, 26 1, 72-79.
Dalam sebuah perusahaan pasti ada seorang pemimpin. Biasanya seorang pemimpin tersebut memiliki cara memimpin masing-masing, gaya kepemimpinan transformasional adalah salah ini, gaya kepemimpinan transformasional adalah yang paling banyak dicari. Pasalnya pemimpin tersebut mampu mendorong karyawan dan juga memiliki pandangan yang apa sebenarnya pengertian kepemimpinan transformasional? Apa saja perbedaan kepemimpinan transformasional dan transaksional? Berikut ini Itu Kepemimpinan Transformasional?Transformational leadership atau kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang dilakukan pemimpin dengan memotivasi dan memberdayakan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya untuk bekerja sama mewujudkan visi definitif, kepemimpinan transformasional adalah bentuk nilai, keyakinan, dan kebutuhan yang termasuk di dalamnya perubahan sebagai bentuk terobosan baru. Seorang pemimpin dengan gaya transformasional diyakini bisa mempengaruhi kinerja karyawan secara pemimpin yang menerapkan transformational leadership biasanya memiliki pandangan visioner dan juga mampu memfasilitasi karyawan atau bawahannya untuk mengasah skill yang Kepemimpinan TransformasionalPemimpin dengan transformational leadership punya beberapa karakteristik unik, yaituTerbuka dengan ide baruFokus mengubah mindset agar tim mau keluar dari zona nyamanLebih aktif mendengar daripada berbicaraLebih toleran terhadap risikoMau bertanggung jawab terhadap langkah yang diambil tim, apapun konsekuensi hasilnya baik atau burukPunya tingkat kepercayaan tinggi terhadap timMampu mengajak lebih banyak anggota tim berpartisipasi, terutama dalam berinovasiMampu menginspirasiMemiliki kemampuan beradaptasiBerpikiran terbukaProgresifBaca juga Apa Itu Kepemimpinan Otoriter? Ini Ciri, Plus Minus, ContohnyaKelebihan Gaya Kepemimpinan TransformasionalSebagai seorang pebisnis yang memimpin perusahaan, tentu Anda menyadari bahwa ada banyak hal yang harus diubah. Namun sayangnya, tidak sedikit pemimpin yang memerhatikan dan mementingkan perubahan tanpa disadari, hal ini bisa memperburuk seluruh aspek perusahaan Anda. Maka dari itu, dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu berperan sebagai inovator dan pembentuk bawah ini merupakan kelebihan kepemimpinan transformasional yang perlu Anda tahu1. Pengaruh IdealSeseorang yang memiliki gaya transformational leadership adalah teladan bagi para karyawannya. Pemimpin tersebut akan bertindak sesuai dengan peraturan yang dibuat dan cenderung memberikan pengaruh yang ideal. Hal inilah yang membuat banyak karyawan kagum dan hormat Mempertimbangkan IndividuSeorang pemimpin transformasional adalah orang yang selalu mendukung karyawannya untuk mengembangkan dan mengeluarkan seluruh potensi yang ada di diri mereka. Pemimpin tersebut akan sadar bahwa karyawan juga harus turut terlibat dalam mencapai visi orang dengan tipe kepemimpinan ini adalah orang yang mempertimbangkan individu. Pemimpin ini tidak akan ragu untuk mengadakan pertemuan one on one dengan karyawannya untuk membangun relasi atau sekedar mendengarkan opini Motivasi InspirasionalKelebihan lainnya dari transformational leadership adalah bisa memberikan motivasi inspirasional. Artinya, pemimpin tersebut bisa mendorong karyawannya untuk bersama-sama mencapai adalah orang yang akan memberikan energi sama kepada para karyawannya. Sehingga setiap kalimat yang diucapkan adalah kalimat inspirasional yang bisa memotivasi Stimulasi IntelektualSatu lagi kelebihan transformational leadership adalah bisa memberikan stimulasi intelektual. Artinya, pemimpin tersebut akan mendorong karyawannya untuk berpikir dengan pola out of the box serta berani mengambil juga mampu untuk menciptakan lingkungan yang penuh dengan kreativitas. Hal ini tentunya akan membuat karyawan merasa nyaman dan bisa mempelajari banyak hal baru dalam juga 8 Perbedaan Leader dan Boss, yang Mana Karakter Anda?Kekurangan Gaya Kepemimpinan TransformasionalDi samping kelebihannya, gaya kepemimpinan ini juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya sebagai berikutTidak dapat berjalan optimal pada organisasi yang tidak memiliki cocok untuk dijalankan pada organisasi atau tim yang dibentuk sementara dalam rangka menjalankan tugas tepat untuk diterapkan pada bisnis yang baru meraba-raba. Karena pada dasarnya kepemimpinan ini membutuhkan struktur yang kemudian kerja yang terlalu birokratis juga kurang cocok dengan gaya kepemimpinan Perusahaan Membutuhkan Gaya Kepemimpinan Transformasional?Transformational leadership adalah gaya kepemimpinan modern yang cocok dengan perkembangan zaman saat ini. Berikut beberapa alasan mengapa perusahaan Anda membutuhkan tipe kepemimpinan ini1. Bisa Memotivasi KaryawanSeorang dengan transformational leadership menjadi role model atau teladan bagi para karyawannya. Hal ini tentu akan membuat karyawan merasa termotivasi dan berkembang sesuai dengan panutannya. Sehingga bisa meningkatkan produktivitas karyawan dan memajukan perusahaan di saat yang Tidak Ada Gap dengan AtasanTransformational leadership adalah gaya kepemimpinan yang menyukai keakraban dan deep connection. Sehingga karyawan akan merasa tidak ada gap dengan atasan. Hal ini tentunya akan membuat komunikasi terjalin dengan baik dan dapat bekerja secara efektif dan Banyaknya Inovasi Baru BermunculanSeorang pemimpin dengan transformational leadership adalah orang yang tidak kaku dan selalu ingin melakukan inovasi. Pemimpin tersebut tidak takut untuk mengutarakan pendapatnya yang dirasa bisa membantu untuk memajukan dan mengembangkan juga Apa Itu Visioner? Ini Ciri-Ciri dan 5 Tips MembangunnyaPerbedaan Kepemimpinan Transformasional dan TransaksionalSelain transformasional, ada pula jenis kepemimpinan transaksional. Lalu apa perbedaan di antara keduanya? Simak penjelasannya di bawah Standar PekerjaanPerbedaan pertama adalah pada standar pekerjaan. Karakteristik kepemimpinan transaksional cenderung sudah menentukan standar pekerjaan yang harus dipenuhi. Sehingga terkadang pemimpin tersebut cenderung tidak memperhatikan kreativitas dan inovasi dari ini tentunya berbeda dengan model transformational leadership, di mana pemimpin akan mengajak karyawan untuk mencapai visi perusahaan bersama-sama.2. Penerapan SistemPerbedaan selanjutnya adalah penerapan sistem. Ciri kepemimpinan transaksional yaitu sistem reward and punishment untuk membuat karyawannya ciri kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang mengutamakan keakraban antar karyawan untuk membuat karyawan mau bekerja sama untuk mencapai Cara Menjalankan PerusahaanHal ketiga yang menjadi perbedaan kepemimpinan transformasional dan transaksional adalah cara mereka menjalankan perusahaan. Pada transactional leadership cenderung menjadikan visi dan misi, aturan dan instruksi sebagai pusat komando untuk keberlangsungan kata lain, pemimpin akan menjalankan perusahaan sesuai dengan sistem dan aturan yang berlaku serta melakukan pengawasan kepada karyawannya apakah mereka sudah memenuhi target yang diberikan atau pemimpin transformasional adalah orang yang cenderung bertindak sesuai peraturan yang ada, namun tetap memperhatikan karyawannya untuk bisa mengembangkan potensi yang ada di diri HirarkiSatu lagi perbedaan transformational dan transactional leadership adalah hirarki atau struktur kepemimpinan. Pemimpin transaksional lebih suka menempatkan banyak kepentingan di struktur dan budaya karyawan tidak bisa melaporkan masalah langsung ke manajemen atas. Laporan masalah tersebut haruslah melewati alur manajemen di perusahaan sehingga pemimpin ini cenderung kaku dan tidak halnya dengan pemimpin yang menerapkan gaya transformasional, di mana mereka cenderung menghilangkan birokrasi yang ada untuk menciptakan lingkungan yang bisa menstimulasi mental dan membuat karyawannya merasa Kepemimpinan TransformasionalContoh kepemimpinan transformasional di perusahaan adalah saat manajer memberikan ruang bagi para bawahannya supaya dapat berkreasi sebaik-baiknya. Selain itu, manajer ini juga sering memberikan dorongan kepada bawahannya untuk bersemangat dan antusias dalam bekerja serta membangun hubungan yang dekat secara Gandhi adalah salah satu tokoh terkenal dengan gaya kepemimpinan ini. Di mana ia menggunakan pendekatan lembut dan humanis sehingga banyak orang ingin bergerak bersamanya dan ia pun dicintai sampai saat praktiknya, masih banyak perusahaan yang menggunakan tipe kepemimpinan transaksional dibandingkan transformasional. Hal ini tergantung dari kebijakan masing-masing pemilik dan pemimpin perusahaan, Anda tentu bisa menentukan mana model kepemimpinan yang bagus untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan. Hal yang perlu diingat adalah karyawan merupakan aset utama dari sebuah perusahaan. Tanpa karyawan, tidak mungkin perusahaan bisa perusahaan Anda sedang mencari talenta-talenta baru yang ingin dibentuk jadi pemimpin transformasional masa depan? KitaLulus bisa membantu Anda mencapai tujuan tersebut! Daftarkan diri Anda sebagai pemasang lowongan kerja di KitaLulus dan dapatkan calon-calon leader masa depan dari sekarang!
Skip to contentHome/Manajemen/Kepemimpinan Transformasional Pengertian, Karakteristik, Batasan dan Contohnya Kepemimpinan Transformasional Pengertian, Karakteristik, Batasan dan ContohnyaKepemimpinan Transformasional Pengertian, Karakteristik, Batasan dan ContohnyaPernah mendengar tentang kepemimpinan transformasional? Kita gunakan contoh Rina sangat dihormati oleh rekan satu timnya. Anggota timnya mengatakan bahwa dia terus-menerus menjelaskan tujuan akhir pekerjaan mereka, setia mengajarkan mereka, dan mereka lebih memilihnya daripada pimpinan lain di adalah pemimpin pemimpin memiliki kemampuan untuk membuat atau menghancurkan tim. Bukan rahasia lagi bahwa saat ini, tempat kerja telah berkembang, metode kepemimpinan tradisional menghasilkan hasil yang adalah waktu di mana semua karyawan fokus pada pertumbuhan dan perkembangan dan dibutuhkan seorang pemimpin sejati untuk mengidentifikasi potensi seseorang dan membantu mereka antara banyak jenis kepemimpinan, Kepemimpinan transformasional mungkin salah satu yang paling didambakan. Artikel ini akan melihat lebih dekat apa arti kepemimpinan transformasional, modelnya, kelebihan dan kekurangannya, dan membandingkannya dengan kepemimpinan Itu Kepemimpinan Transformasional?Kepemimpinan transformasional adalah jenis kepemimpinan di mana para pemimpin mendorong, menginspirasi, dan memotivasi karyawan mereka untuk melampaui kepentingan diri mereka sendiri dan untuk berinovasi dan menciptakan perubahan untuk mencapai yang terbaik bagi transformasional sering kali menginspirasi perubahan yang didorong oleh tujuan yang kuat dan pada akhirnya menciptakan lingkungan yang dicirikan oleh kepercayaan dan bentuk idealnya, tujuan kepemimpinan transformasional adalah mengarahkan para pengikut menjadi pemimpin yang baik di masa depan. Jenis kepemimpinan ini dikenal dapat meningkatkan motivasi, moral dan kinerja karyawan melalui berbagai Dasar dalam Kepemimpinan TransformasionalPada tahun 1985, Bernard A. Bass mendasarkan gagasan modern tentang kepemimpinan transformasional di sekitar empat elemen berikutMotivasi Inspiratif Pemimpin transformasional menginspirasi setiap orang pada tingkat tunggal untuk membantu mereka menyelaraskan tujuan mereka dengan tujuan organisasi. Mereka membuat karyawannya termotivasi dan mengomunikasikan harapan mereka kepada pengikut Intelektual Para pemimpin ini mendorong lingkungan pemikiran inovatif. Mereka menciptakan ruang di mana orang memanfaatkan potensi penuh mereka dan juga menantang orang lain untuk melakukan hal yang yang Diidealkan Pemimpin transformasional adalah panutan bagi karyawan mereka, ia memberikan pengaruh pada grup dan sangat dihormati oleh tim atas visi dan standar kinerja mereka yang Individual Para pemimpin ini menunjukkan perhatian dan pertimbangan untuk anggota tim mereka, dan menghargai masukan mereka. Mereka berusaha keras untuk menciptakan lingkungan kepercayaan dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan pengikut Kepemimpinan TransformasionalKepemimpinan adalah praktik yang berubah-ubah, ia terus berubah dan menemukan kembali dirinya sendiri. Pemimpin yang baik memahami peran dan pekerjaan mereka untuk memaksimalkan efisiensi pekerja dan mencapai tujuan transformasional memperhatikan perkembangan kebutuhan pengikut mereka dan berusaha untuk meningkatkan kesadaran pengikut dengan mendorong mereka untuk melihat masalah lama dengan cara yang baru dan poin-poin berikut menjelaskan ciri-ciri individu pemimpin transformasionalVisioner Mereka berkomitmen untuk pengembangan organisasi dan membimbing pengikutnya melalui perubahan dan Peran Positif Pengikut meniru tindakan pemimpin mereka karena mereka mengaguminya. Pemimpin transformasional menggunakan bahasa yang memberdayakan untuk meningkatkan efisiensi dan memastikan semangat tim yang Risiko Pemimpin transformasional menyadari bahwa tidak ada jalan yang aman untuk berubah. Pada dasarnya, siapa yang ingin mengambil risiko? Tidak ada! Namun, pemimpin transformasional mengambil risiko yang diperhitungkan dan mengandalkan penelitian dan masukan dari tim mereka saat Pemimpin transformasional memastikan bahwa visi perusahaan dikomunikasikan secara efektif kepada setiap anggota tim. Mereka memiliki keterampilan interpersonal yang baik dan perhatian terhadap ide setiap anggota Transformasional dan Kepemimpinan transaksionalSeringkali ini dikenal dengan pendekatan “carrot and stick” untuk kepemimpinan, pemimpin transaksional menggunakan penghargaan dan hukuman untuk mendorong perilaku yang baik. Mereka fokus pada pengawasan dan kinerja kelompok. Lebih lanjut, mereka bertujuan untuk mempertahankan status quo organisasi dan cenderung lebih pasif daripada pemimpin terbalik dengan hal itu, pemimpin transformasional menetapkan tujuan yang jelas dan standar kinerja yang tinggi sambil secara aktif berinteraksi dengan karyawan itu sendiri. Mereka bertujuan untuk meningkatkan status quo dan juga fokus pada kinerja berikut merangkum perbedaan antara keduanyaNamun, pertanyaan sebenarnya adalah,Gaya Kepemimpinan Mana yang Lebih Baik?Sementara pemimpin transformasional mencoba menjual visinya kepada pengikut mereka, pemimpin transaksional membagi peran dan tanggung jawab dan memberi tahu setiap anggota apa yang harus lahiriah, sepertinya kepemimpinan transformasional lebih baik, tetapi itu tidak benar. Tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini karena kepemimpinan transformasional dan transaksional sangat cocok untuk situasi yang situasi krisis. Situasi ini membutuhkan kemajuan linier dan menetapkan aturan dan regulasi yang lebih efektif dalam keadaan seperti itu. Di sini, kepemimpinan transaksional lebih perusahaan besar seperti Hewlett-Packard dan anggota militer tingkat tinggi menggunakan model kepemimpinan transaksional. Bahkan untuk karyawan berupah minimum, kepemimpinan transaksional lebih adalah artikel menarik lainnya yang bisa Anda baca12 Tips Untuk Membuat Blog Anda SuksesCost Leadership Pengertian, Strategi dan Contohnya dalam BisnisBagaimana Tahapan dalam Melakukan Pengembangan Produk?Net Promoter Score Pengertian dan Panduan Lengkap MelakukannyaMengetahui Manajemen Pemasaran Secara Lengkap dan MendalamKelebihan dan Kekurangan Kepemimpinan TransformasionalKepemimpinan transformasional mungkin tampak seperti bentuk kepemimpinan yang ideal, namun ada juga beberapa kekurangannya. Berikut daftar kelebihan dan kekurangan dari kepemimpinan transformasional dalam sebuah organisasiKelebihanBukti empiris menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berkorelasi positif dengan kepuasan kerja. Keterlibatan bawahan yang meningkat dan tenaga kerja yang lebih puas mengarah ke tempat kerja yang lebih transformasional yang efektif meningkatkan status quo organisasi karena karyawan termotivasi dan mengidentifikasi dengan tujuan organisasi. Ini memastikan tingkat efisiensi dan keluaran yang lebih merasa diberdayakan dan dipercaya oleh manajer, sehingga merasa percaya diri dan loyal terhadap konflik yang mudah melalui kolaborasi dan pemahaman yang baik tentang kepemimpinan transformasional dalam membangun hubungan jangka panjang karena karyawan merasa dihargai dan dihormati dengan pengetahuan bahwa pemimpin mereka telah berinvestasi dan mempercayai kepemimpinan transformasional adalah menciptakan lingkungan kepercayaan dan kerja sama. Dengan demikian, karyawan menikmati kebebasan gagal dan memiliki kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka. Kebebasan untuk gagal ini mengubah perusahaan menjadi pusat pemikiran transformasional dapat bergumul dengan detail karena mereka terlalu fokus pada gambaran yang lebih besar. Mereka perlu memelihara koneksi dengan eksekutif yang berorientasi pada detail untuk membantu mereka mengatasi kurangnya fokus pemimpin transformasional dapat menetapkan ekspektasi yang tidak realistis bagi karyawannya yang dapat menyebabkan kelelahan karyawan. Mungkin ada tekanan yang meningkat untuk mempertahankan produktivitas tinggi setiap saat diperburuk oleh tenggat waktu dan kelelahan yang tidak masuk transformasional dapat menimbulkan konsekuensi negatif. Para pemimpin yang berpengaruh meninggalkan kesan yang luar biasa pada kemanusiaan… baik atau jahat. Pertimbangkan Adolf Hitler. Hitler mempersonifikasikan kepemimpinan transformasional dan merupakan contoh paling ekstrim dari pemimpin transformasional negatif. Dia memiliki visi yang menarik bagi para pengikutnya yang menjauhkan mereka dari kemanusiaan dan rasa untuk Kepemimpinan TransformasionalTidak ada kepemimpinan yang datang tanpa tantangan. Berikut daftar hambatan, atau apa yang menghalangi implementasi kepemimpinan transformasional –Resistensi Terhadap KepemimpinanTidak realistis mengharapkan setiap karyawan berada di kemudi kapal yang sama. Mungkin ada beberapa orang yang puas dengan status quo organisasi dan standar kinerja pekerjaan yang rendah. Karyawan seperti itu tidak ingin mencari peluang baru atau mengembangkan cara baru untuk melakukan seperti itu mungkin berkinerja lebih baik di bawah pemimpin transaksional, dengan peran dan tanggung jawab yang Tidak JelasJika fokusnya hanya pada ide dan kreativitas baru, karyawan mungkin akan melupakan tujuan akhirnya. Ini akan mengakibatkan tugas yang sama membutuhkan waktu lebih lama untuk diselesaikan. Pengembangan individu itu baik, tetapi tidak terlalu banyak sehingga menghambat pertumbuhan Pemimpin yang Memiliki Kepemimpinan TransformasionalPemimpin transformasional adalah katalisator perubahan positif. Pendiri Standard Oil, John D. Rockefeller, pendiri Virgin Group, Richard Branson, adalah dua dari pemimpin transformasional yang paling BransonBranson dikenal karena pendirian bisnisnya yang menyenangkan dan ramah. Dia menganggap dirinya sebagai “pelanggar aturan” dan lebih suka memelihara hubungan pemimpin-anggota yang sehat. Lebih jauh, dia percaya dalam memberikan kebebasan dalam pengambilan keputusan dan dengan hati-hati memilih telah berhasil membangun 400 perusahaan dengan nama “Virgin”, berkat pendekatan partisipatif dan berorientasi pada tujuan. Gaya kepemimpinannya jauh berbeda dengan kepemimpinan tidak menganggap uang sebagai ukuran kesuksesan. Baginya dan para pengikutnya, kegembiraan adalah tantangannya. Inilah alasan utama mengapa staf Virgin, meskipun dibayar sedikit lebih rendah dari harga pasar, namun dengan senang hati bekerja untuk Virgin karena mereka menikmati berada di D. RockefellerDiyakini sebagai orang Amerika terkaya dalam sejarah, John D. Rockefeller, dikenal sebagai salah satu pemimpin terhebat sepanjang masa. Dia dikenal karena ketekunan dan kebajikannya terhadap orang secara rutin memuji karyawannya dan memilih mereka dengan hati-hati. Dia memiliki beberapa ciri penting yang membuatnya menonjol dan banyak pemimpin saat ini belajar dari kesuksesannya dan menerapkan prinsipnya dalam organisasi artikel seperti ini ada di website perusahaan Anda? Atau sedang mencari jasa penulis artikel? Hubungi kami melalui tautan ini.
kelebihan dan kekurangan kepemimpinan transformasional