114 Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). Share. Copy. Ayat 113. QS. Hud.
Juzke-19 tafsir ayat ke-117 . 119. Kemudian Kami menyelamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. Prostitusi di Masa Nabi Muhammad dan Asbabun Nuzul Surat An-Nur Ayat 33; Surat Yusuf Ayat 34: Kekuatan Doa Sebagai Senjata Orang Beriman;
ASBABUNNUZUL STUDI PENDALAMAN AL QUR'AN: A. Mudjab Mahali: xxiv, 974 hlm.; 24 cm: 297.129 MAH a: 1 Copies: 606: ISLAMOFOBIA : MELACAK AKAR KETAKUTAN TERHADAP ISLAM DI DUNIA BARAT: Imam Abdul Malik Mujahid - Karen Armstrong - John L. Esposito: 352 hlm; 23cm: 297.289 KAR i: 1 Copies: 607: 40 KESALAHAN PERSEPSI DALAM MEMAHAMI AL-QURAN: Maharani
TafsirIndonesia Depag Surah An-Nisaa' 105. [347] Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan pencurian yang dilakukan Thu'mah dan ia menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang Yahudi. Thu'mah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang mencuri barang itu orang Yahudi.
118Persiapan sebelum membacanya. 119 Mencontohi cara bacaan Rasulullah. 120 Ketika membacanya. Asbabun Nuzul, karangan Al-Wahidi (M 427H) Asbabun Nuzul karangan Ibnu Hajar Al-Asqolani (M 852H) dan di dalam surat tersebut tertulis ayat Al-Quran : Katakankanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah kalimat. kepada suatu.
5fuez. Isi Kandungan, Tafsir dan Asbabun Nuzul Surat Hud ayat 117-119 Hud 11117 وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ Indonesian - Tafsir Jalalayn Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara lalim dengan sesuka-Nya terhadap negeri-negeri tersebut sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan orang-orang yang beriman. Indonesian - Bahasa Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zhalim, selama penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Indonesian - Tafsir ibn Kathir Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab aslinya. Hud 11118 وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ ٱلنَّاسَ أُمَّةً وَٰحِدَةًۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ Indonesian - Tafsir Jalalayn Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu pemeluk agama yang satu tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat dalam masalah agama. Indonesian - Bahasa Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, Indonesian - Tafsir ibn Kathir Tafsir ayat ini tidak diterangkan pada ayat 119. Dapatkan Aplikasi Quran GreentechApps Surat Hud 11119 إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَۚ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ أَجْمَعِينَ Terjemah Indonesian kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat keputusan Tuhanmu telah tetap, “Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya.” Indonesian - Tafsir Jalalayn Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu artinya Allah telah menghendaki kebaikan bagi mereka sehingga mereka tidak berselisih pendapat tentangnya. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka sebagian di antara mereka ada yang suka berselisih dan sebagian yang lain ada yang diberi rahmat oleh-Nya sehingga mereka tidak berselisih mengenai agama. Kalimat Rabbmu telah diputuskan yaitu sesungguhnya Aku akan memenuhi Jahanam dengan jin dan manusia semuanya. Indonesian - Tafsir ibn Kathir Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia berkuasa untuk menjadikan seluruh manusia sebagai umat yang satu dalam hal keimanan atau kekufurannya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan-Nya dalam ayat yang lain melalui firman-Nya Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Yunus99 Firman Allah Swt. ...tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Maksudnya, perselisihan masih tetap ada di kalangan manusia dalam masalah agama, dan akidah mereka menjadi terbagi ke dalam berbagai mazhab dan pendapat. Ikrimah mengatakan bahwa mereka masih tetap berselisih pendapat dalam hal petunjuk. Al-Hasan Al-Basri mengatakan, mereka berselisih pendapat dalam masalah rezeki, sebagian dari mereka menguasai sebagian yang lain. Tetapi pendapat yang terkenal dan yang sahih adalah yang pertama tadi. Firman Allah Swt. ...kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Artinya, kecuali orang-orang yang diberi rahmat dari kalangan para pengikut rasul-rasul, yaitu mereka yang tetap berpegang teguh kepada perintah-perintah agama yang diwajibkan atas diri mereka dan disampaikan oleh rasul-rasul Allah kepada mereka. Demikianlah keadaan mereka secara terus-menerus hingga datanglah Nabi Saw. sebagai akhir dari para rasul dan para nabi, lalu mereka mengikutinya, membenarkan dan membantu perjuangannya. Akhirnya mereka beruntung karena meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, mereka adalah golongan yang diselamatkan, seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan di dalam kitab-kitab musnad dan kitab-kitab sunnah melalui berbagai jalur yang sebagian darinya memperkuat sebagian yang lain, yaitu Sesungguhnya orang-orang Yahudi itu telah berpecah belah menjadi tujuh puluh satu golongan, dan sesungguhnya orang-orang Nasrani itu telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan kelak umat ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu golongan. Lalu para sahabat bertanya, "Siapakah mereka yang satu golongan itu, wahai Rasulullah?" Rasulullah Saw. menjawab Orang-orang yang mengerjakan apa yang aku dan sahabat-sahabatku mengerjakannya. Imam Hakim meriwayatkannya di dalam kitab Mustadrak-nya dengan tambahan ini. Ata mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya ...tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Yakni orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Majusi. ...kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Yaitu orang-orang yang memeluk agama yang hanif agama Islam. Qatadah mengatakan bahwa orang-orang yang dirahmati oleh Allah adalah ahlul jama'ah, sekalipun tempat tinggal dan kebangsaan mereka berbeda-beda. Dan orang-orang yang ahli maksiat adalah ahli dalam perpecahan, sekalipun tempat tinggal dan kebangsaan mereka sama. Firman Allah Swt. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Al-Hasan Al-Basri —menurut suatu riwayat yang bersumberkan darinya— menyebutkan bahwa makna ayat ini ialah 'mereka diciptakan untuk berselisih pendapat'. Makki ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Allah menciptakan mereka dalam keadaan berpecah belah, yakni berbeda-beda. Pengertiannya sama saja dengan firman Allah Swt. dalam ayat yang lain, yaitu maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. Huud105 Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah Allah menciptakan mereka untuk dirahmati. Ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muslim ibnu Khalid, dari Abu Najih, dari Tawus, bahwa pernah ada dua orang lelaki bersengketa kepadanya dengan persengketaan yang sengit. Lalu Tawus berkata, "Kalian sering bertengkar dan berselisih pendapat." Salah seorang di antara keduanya menjawab, "Memang demikianlah kita diciptakan.' Tawus berkata, "Kamu dusta." Lalu lelaki itu berkata, "Bukankah Allah Swt. telah berfirman 'tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka.” Huud118-119?" Tawus berkata, "Allah tidaklah menciptakan mereka agar mereka berselisih pendapat, tetapi Dia menciptakan mereka agar bersatu dan untuk dirahmati." Seperti yang telah diriwayatkan oleh Al-Hakam ibnu Aban, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa mereka diciptakan untuk dirahmati, bukan untuk diazab. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ad-Dahhak, dan Qatadah. Kesimpulan pendapat ini merujuk kepada pengertian yang terkandung di dalam firman Allah Swt. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Adz Dzaariyaat56 Menurut pendapat lain, makna yang dimaksud ialah bahwa untuk rahmat dan perselisihan Allah menciptakan mereka. Seperti yang dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri dalam suatu riwayat yang bersumberkan darinya sehubungan dengan makna firman-Nya ...tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Bahwa manusia itu senantiasa berselisih pendapat dalam masalah agamanya hingga terbagi-bagi menjadi berbagai macam pendapat. ...kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Maka barang siapa yang dirahmati oleh Tuhanmu, berarti dia tidak berselisih pendapat. Ketika dikatakan kepadanya, "Untuk itulah Allah menciptakan mereka." Al-Hasan Al-Basri menjawab, "Allah menciptakan sebagian dari mereka untuk surganya, sebagian yang lainnya untuk neraka-Nya, dan sebagian yang lain untuk azab-Nya." Firman Allah Swt. Kalimat Tuhanmu keputusan-Nya telah ditetapkan bahwa sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang durhaka kesemuanya. Allah Swt. menyebutkan bahwa telah ditetapkan di dalam qada dan takdirNya berkat pengetahuan-Nya yang Maha Sempurna dan kebijaksanaanNya yang Mahaperiksa, bahwa di antara makhluk yang diciptakan-Nya ada yang berhak mendapat surga, ada pula yang berhak mendapat neraka. Dan sudah merupakan suatu kepastian bahwa Dia akan memenuhi neraka Jahanam dari kedua jenis makhluknya, yaitu jin dan manusia. Allah mempunyai hujah yang kuat dan kebijakan yang sempurna dalam semua perbuatan-Nya. Di dalam kitab Sahihain disebutkan dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Surga dan neraka mengadu kepada Allah. Surga berkata, "Mengapa aku, tiada yang memasuki aku kecuali hanya orang-orang yang lemah dan orang-orang yang rendah?” Neraka berkata, "Aku dipilih untuk tempat orang-orang yang angkuh dan orang-orang yang kelewat batas.” Maka Allah Swt. berfirman kepada surga, 'Engkau adalah rahmat-Ku, Aku merahmati orang yang Aku kehendaki denganmu.” Dan berfirman kepada neraka, 'Engkau adalah azab-Ku, Aku membalas denganmu terhadap orang yang Aku kehendaki. Dan bagi masing-masing dari kamu berdua Aku akan memenuhinya.” Adapun surga, maka di dalamnya masih terus-menerus terjadi lebihan hingga Allah menciptakan baginya suatu ciptaan yang membuat lebihan surga menjadi terisi. Sedangkan neraka, maka ia masih terus mengatakan, "Apakah masih ada tambahan lagi, " hingga Allah meletakkan padanya telapak kaki kekuasaan-Nya, maka saat itu barulah neraka mengatakan "Cukup, cukup, demi keagungan-Mu.”
Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara lalim dengan sesuka-Nya terhadap negeri-negeri tersebut sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan orang-orang yang beriman. Bukan merupakan suatu ketentuan dan keadilan Allah di alam ini, untuk menganiaya penduduk suatu negeri dengan membinasakan mereka, padahal mereka berpegang teguh pada kebenaran dan melaksanakan segala kebaikan secara konsisten serta mengerjakan segala yang membawa kemaslahatan bagi diri mereka dan orang lain. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Dia tidak berbuat zalim kepada mereka. Oleh karena itu, Allah tidak akan membinasakan mereka kecuali apabila mereka berbuat zalim dan telah tegak hujjah kepada mereka. Maksud ayat ini bisa juga bahwa Allah tidak akan membinasakan neger-negeri karena kezaliman mereka yang dahulu apabila mereka telah rujuk dan memperbaiki amal mereka, karena Allah akan memaafkan mereka, dan menghapuskan kezaliman mereka yang telah lalu.
Alyazea Amanda Latin dan Terjemahan Surat Hud Ayat 117 وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ Wa mā kāna rabbuka liyuhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā muṣliḥụn Artinya Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Asbabun Nuzul Surat Hud Ayat 117 Belum ditemukan asbabun nuzul dari ayat ini Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Surat Hud Ayat 117 Dan sekali-kali Tuhanmu yang membimbing dan memberi petunjuk kepada hamba-Nya tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, yakni membinasakan secara total dan menyeluruh, selama penduduknya negeri itu adalah orang-orang yang selalu berbuat kebaikan, baik dalam beragama maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Pada ayat ini Allah swt menjelaskan bahwa Dia tidak akan membinasakan suatu negeri, jika penduduk negeri itu, masih berbuat kebaikan, tidak berbuat zalim seperti mengurangi timbangan sebagaimana halnya kaum Nabi Syuaib tidak melakukan perbuatan liwath homoseks, sodomi seperti halnya kaum Nabi Lut tidak patuh kepada pimpinannya yang kejam dan bengis, seperti halnya Firaun, dan kejahatan lain, karena yang demikian, adalah suatu kezaliman. Allah tidak akan menyuruh melakukan yang demikian itu. Firman Allah Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba-Nya. QS. Fussilat/41 46 Dan firman-Nya Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun. QS. Yunus/10 44 Sumber Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Versi Online
Asbabun Nuzul Surah Al Baqarah Ayat 118, 119, dan 120 وَقَالَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ لَوْلَا يُكَلِّمُنَا اللّٰهُ اَوْ تَأْتِيْنَآ اٰيَةٌ ۗ كَذٰلِكَ قَالَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِّثْلَ قَوْلِهِمْ ۗ تَشَابَهَتْ قُلُوْبُهُمْ ۗ قَدْ بَيَّنَّا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ﴿۱۱۸ Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata, “Mengapa Allah tidak berbicara dengan kita atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kita?” Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah berkata seperti ucapan mereka itu. Hati mereka serupa. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang yang yakin. S. 2 118 Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat ini S. 2 118 sehubungan dengan Rafi’ bin Khuzaimah. Ketika itu ia berkata kepada Rasulullah saw. ”Jika tuan seorang Rasulullah sebagaimana tuan katakan, mintalah kepada Allah agar Ia berbicara langsung kepada kami sehingga kami mendengar perkataan-Nya. Ayat ini S. 2 118 turun sebagai penjelasan bahwa kalau pun Allah mengabulkan permintaan mereka, mereka akan tetap kufur. *Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari Sa’id atau Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas. اِنَّآ اَرْسَلْنٰكَ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًاۙ وَّلَا تُسْـَٔلُ عَنْ اَصْحٰبِ الْجَحِيْمِ ﴿۱۱۹ Sungguh, Kami telah mengutusmu Muhammad dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dan engkau tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang penghuni-penghuni neraka. S. 2 19 Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. bersabda “Betapa inginnya aku tahu nasib ibu bapakku”. Maka turunlah ayat tersebut diatas S. 2 19. Rasulullah saw. tidak menyebut-nyebut lagi kedua ibu bapaknya hingga wafatnya. Ayat tersebut diatas menjelaskan bahwa Nabi bertugas sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dari at-Tsauri, dari Musa bin Ubaidah, yang bersumber dari Muhammad Ibnu Ka’b al-Qarzhi. Hadist ini mursal. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pada suatu hari berdo’a “Di mana kedua ibu bapakku kini berada?”. Maka turunlah ayat tersebut diatas S. 2 199. *Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Juraij yang bersumber dari Dawud bin Abi Ashim. Hadist inipun mursal. وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ﴿۱۲۰ orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu Muhammad sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya.” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu kebenaran sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah. S. 2 120 Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum yahudi Madinah dan kaum nashara Najran mengharap agar Nabi saw. shalat menghadap qiblat mereka. Ketika Allah swt. membelokkan qiblat itu ke Ka’bah, mereka merasa berkeberatan. Mereka merasa berkomplot dan berusaha agar supaya Nabi saw. menyutujui qiblat sesuai dengan agama mereka. Maka turunlah ayat tersebut diatas S. 2 120, yang menegasakan bahwa orang-orang yahudi dan nashara tidak akan senang kepada Nabi Muhammad walaupun keinginannya dikabulkan. * Diriwayatkan oleh at-Tsa’labi yang bersumber dari Ibnu Abbas.
Date 33700 AM Ikhtisar Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119, kaitannya dengan kandungan Hadis Bukhari Nomor 4310Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119 di dalamnya memaparkan mengenai tema "ujian untuk selalu jujur". Riwayat yang berkaitan dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119 diantaranya adalah Hadis Bukhari nomor 4310 dalam kitab Shahih Bukhari. Mengenai isi hadis yang terkait dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119 ini, akan dielaborasi dipaparkan lebih detail pada kajian di bawah ini. Kajian Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119, kaitannya dengan kandungan Hadis Bukhari Nomor 4310Bismillahirrahmaanirrahiim...Alhamdulillah, pada kesempatan ini Asbabun Nuzul Quran bisa kembali berbagi Hadits/Hadis/Hadith macam-macam orang menyebutnya. Yaitu berbagi sebuah hadis yang memiliki kaitan dengan ayat-ayat al Quran Qur’an/al Qur’an, baik sebagai penjelasan, implementasi kandungan makna sebuah ayat, maupun sebagai Asbabun Nuzul sebuah ayat al Quran. Sebelumnya, kami telah berbagi Hadis Bukhari nomor 4308 yang matannya berkaitan dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 118. Bagi yang ingin menyegarkan kembali ingatan mengenai tulisan kami sebelumnya, bisa dikaji melalui link dengan judul Quran Surat at Taubah[9] ayat 118 Penjelasan .Pada tulisan ini, Asbabun Nuzul Quran akan kembali berbagi hadis yang memiliki kaitan dengan ayat-ayat al Quran. Mari kita kaji hadits di bawah ini!Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair Telah menceritakan kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab dari 'Abdur Rahman bin 'Abdullah bin Ka'ab bin Malik dari 'Abdullah bin Ka'ab bin Malik -dia adalah penuntun Ka'ab bin Malik- dia berkata; Aku mendengar Ka'ab bin Malik bercerita mengenai ketertinggalannya dari perang Tabuk. Demi Allah, setahu saya tidak ada seorang muslim yang telah di uji Allah dalam kejujuran ucapannya, yang ia lebih baik dari pada apa yang telah diujikan Allah kepada saya sejak saya ceritakan hal ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, saya tidak pernah bermaksud untuk berdusta kepada Rasulullah hingga sekarang ini. Allah Azza wa Jalla berfirman kepada Rasulullah-Nya shallallahu 'alaihi wasallam "Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin, dan orang-orang Anshar… hingga ayat 'dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.' Qs. At-Taubah 9 117-119.Keterangan Hadits Bukhari Nomor 4310 terkait dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 118 Riwayat hadis tersebut berisi mengenai tema “ujian untuk selalu jujur”. Kutipan hadis di atas diambil kitab Shahih Bukhari dengan nomor 4310. Selain dari kitab Shahih Bukhari, hadis dengan sanad dan matan yang sama juga terdapat dalam kitab Fathul Bari nomor 4678. Menurut ijma ulama, hadis di atas termasuk dalam kategori hadis Shahih. Sehingga bisa dijadikan referensi yang baik untuk mengkaji makna sebuah ayat, maupun digunakan sebagai inspirasi dalam rangka mencari solusi atas sebuah permasalahan. hadis ini juga merupakan rujukan yang kuat untuk mendalami makna Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119, dilihat dari sisi metode tafsir bil Ma’tsur khususnya tafsir Quran bil Hadis. Walaupaun, tidak sedikit hadis yang didalamnya menjelaskan keterkaitan ayat dengan ayat lainnya, atau yang disebut dengan istilah tafsir bil Ma’tsur ayat bil ayat. Sehingga bisa dikatakan bahwa kajian seperti ini, menurut teori metodologi tafsir bil ma’tsur merupakan “pintu gerbang” utama untuk membuka “tabir” makna secara utuh sebuah ayat al dari sisi matannya isi/kandungan, hadis di atas termasuk hadis yang memiliki kaitan dengan ayat-ayat al Quran. Dalam hal ini, Hadis Bukhari nomor 4310 berisi mengenai riwayat yang menjelaskan kandungan makna sebuah ayat al Quran, dan atau sebagai riwayat yang memaparkan contoh penerapan kandungan makna ayat al Quran di zaman Rasulullah SAW. Dalam konteks hadis ini, yaitu terkait dengan Quran Surat at Taubah[9] ayat 117-119.
asbabun nuzul surat hud ayat 117 119