Dipertemuan sebelumnya kita sudah membahas Hukum hukum Tadjwid, sehingga kita menjadi tahu cara membaca dan melafazkan al quran serta rambu yang harus dipatuhi sehingga tepat dalampemakaiaanya Pada Pertemuan sekarang marilah kita belajar membaca surat surat pendek dalam Al Qur'an, Marilah kita serahkan diri kita spenuhnya kepada ALLAH
HukumShalat Dhuha. “Dalam shalat dhuha (setelah Al Fatihah, pent.) silakan membaca surat atau ayat-ayat apa saja yang dimampui, tidak ada surat atau ayat khusus yang diutamakan. Selama tidak berkeyakinan bahwa ini adalah doa khusus setelah shalat dhuha. Wallahu a’lam. Baca Juga: Shalat Sunnah Fajar, Jangan Sampai Ditinggalkan
Surah Ad Dhuha adalah surah yang ke-93 dalam Alquran dan terdiri dari 11 ayat. Surah Ad Dhuha termasuk golongan Makkiyah karena diturunkan di Kota Mekkah. Nama surah Ad Dhuha diambil dari kata yang terdapat pada ayat pertama. Sementara untuk maknanya sendiri, surah Ad Dhuha memiliki empat pendapat, yakni terangnya siang, depannya
Shalatlah dua rakaat dhuha dengan membaca dua surat dhuha, yaitu surat Was syamsi wadhuhaa haa dan surat Adh dhuha.” Dalam riwayat yang lain terdapat tambahan: “Barangsiapa yang mengamalkannya maka dia diampuni.” Hadis di atas diriwayatkan oleh Ar Ruyani dalam Musnad-nya dan Ad Dailami (2:242) dari jalur Musyaji’ bin ‘Amr.
Berikuttata cara pelaksanaan sholat dhuha: Pada rakaat pertama setelah membaca surat al-fatihah, dianjurkan untuk membaca surat As-Syams atau al-Kafirun. Sedangkan pada rakaat kedua dianjurkan untuk membaca surat ad-dhuha atau surat al-Ikhlas. Jika rakaatnya lebih dari dua, baik empat, delapan ataupun dua belas.
OG2jq.
ilustrasi surat yang dibaca saat sholat Dhuha. Foto Pixabay. Sholat dhuha adalah amalan yang dianjurkan Rasulullah. Beliau senantiasa mengerjakan dan berpesan kepada para sahabatnya untuk mengerjakan ibadah sunnah tersebut. Wasiat yang diberikan Rasulullah kepada satu orang tentunya juga berlaku untuk seluruh umat untuk mengerjakan sholat dhuha didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. Seperti dikutip dari buku Shalat-Shalat Tathawwu karya Davi Muhammad berikut“Kekasihku SAW mewasiatkan kepadaku tiga hal, yakni puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat sholat dhuha, dan sholat witir sebelum tidur.” HR. Bukhari dan MuslimHukum sholat dhuha adalah sunnah muakkad. Sehingga, barang siapa yang mengerjakannya akan mendapat pahala. Namun, apabila tidak mengerjakan tidak ada dosa ulama berpendapat bahwa waktu sholat dhuha dimulai ketika matahari sudah naik atau sekitar 15 menit setelah terbit. Lebih tepatnya, pukul sampai sebelum masuknya waktu cara sholat dhuha juga memiliki kesamaan dengan sholat sunnah lainnya. Hanya saja, ada beberapa surat yang dianjurkan untuk dibaca pada setiap rakaat sholat sunah Mustofa dalam bukunya Sholat Dhuha Dulu, Yuk menyebutkan, surat yang dibaca saat sholat dhuha rakaat pertama adalah surat Asy-Syams. Sementara pada rakaat kedua dianjurkan untuk membaca surat Adh-Dhuhaa setelah Al mushalli juga diperbolehkan membaca surat Ad-Dhuhaa pada rakaat pertama dan surat Al Insyiraah pada rakaat kedua. Karena sesungguhnya surat-surat lain pun diperbolehkan untuk menyesuaikan kemampuan dan keinginan para mushalli. Lalu bagaimana doa setelah selesai sholat dhuha?Doa Setelah Selesai Sholat Dhuhailustrasi doa setelah sholat Dhuha. Foto Freepik. Dikutip dari buku Berkah Shalat Dhuha oleh M. Khalilurrahman Al Mahfanier, berikut bacaan doa setelah menunaikan sholat dhuhaاَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَAllahumma innad-duhaa'a duhaa'uka wal bahaa'a bahaa'uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal 'ismata ' in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba'iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa'ika wa bahaa'ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita 'ibaadakash-shalihiin.“Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit maka turunkanlah, jika di dalam bumi maka keluarkanlah, jika sukar maka mudahkanlah, jika haram maka sucikanlah, jika jauh maka waktu Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu. Limpahkanlah kepadaku karunia sebagaimana yang Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh.”
- Surat Ad Dhuha merupakan surat ke-93 dalam Al Al Qur'an. Surat ini termasuk golongan surat Makkiyah yang terdiri dari 12 ayat. Arti Ad Dhuha secara makna adalah "waktu matahari sepenggalahan naik". Asbabun Nuzul Sebab Diturunkan Surar Ad Dhuha Sebab diturunkannya surat ini setelah beberapa waktu Nabi Muhammad tidak mendapatkan Wahyu dari Allah. Hal tersebut membuat Nabi Muhammad dihina kaum kafir Mekah dengan ucapan "Muhammad sudah tidak dipedulikan Tuhan-Nya". Kemudian Allah menurunkan surat Ad Dhuha sebagai penegasan bahwa Allah sama sekali tidak meninggalkan Nabi Muhammad. Allah bahkan selalu menjaga utusan-Nya tersebut tanpa terputus. Baca Juga Bacaan Sholat Dhuha 2 Rakaat dari Niat hingga Surat Pendek yang Dianjurkan Surat Ad Dhuha banyak dibaca dan diamalkan pada saat sholat tarawih, sholat berjamaah maupun sendiri. Selain itu, bacaan surat Ad Dhuha dibaca saat sholat Dhuha, yaitu pada matahari terbit hingga menjelang masuknya dhuhur. Bacaan Latin dan Terjemahan Surat Ad Dhuha 1. Wad duhaaDemi waktu dhuha ketika matahari sepenggalah 2. Wal laili iza sajaaDan demi malam apabila telah sunyi 3. Ma wad da'aka rabbuka wa ma qalaaTuhanmu tidak meninggalkan engkau Muhammad dan tidak pula membencimu, Baca Juga Urutan Bacaan Surat Pendek Witir 3 Rakaat Sesuai Sunnah, Perhatikan Rakaat Terakhir! 4. Walal-aakhiratu Khairul laka minal-uulaDan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan, 5. Wa la sawfa y'utiika rabbuka fatardhaDan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas. 6. Alam yajidka yatiiman fa aawaaBukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu, 7. Wa wa jadaka dhallaan fahadaDan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk, 8. Wa wa jadaka 'aa-ilan ga aghnaadan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan, 9. Fa am mal yatiima fala taqharMaka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. 10. Wa am mas saa-ila fala tanharDan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik nya. 11. Wa amma bi ni'mati rabbika fa haddisDan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan dengan bersyukur. Makna Surat Ad Dhuha Surat ini secara keseluruhan berisi isyarat perjuangan Nabi Muhammad akan bertambah baik. Di samping itu berisi penjelasan larangan menghina anak yatim dan menghardik orang yang minta-minta. Di akhir surat ini juga terdapat perintah untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah. Itulah penjelasan mengenai Surat Ad Dhuha beserta bacaan latin, terjemahan dan makna yang terkandung di dalamnya. Semoga bermanfaat. Kontributor Yulia Kartika Dewi
Al-Qur’an Surat Ad-Dhuha yang merupakan surat ke-93 yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan terdiri dari 11 ayat. Al-Qur’an surat ini tergolong kedalam surat Makkiyah karena diturunkan pada Kota Mekkah. Basharat Ahmad yang mengatakan dalam Anwarul Qur’an, surat Ad-Dhuha ini menaruh sebuah perhatian terhadap tersiarnya cahaya matahari Islam yang secara berangsung-angsur. Sehingga, dalam surat ini dinamakan Ad Dhuha yang memiliki arti terangnya waktu siang’. Surat ini juga banyak dibaca pada saat melaksanakan shalat tarawih, shalat jamaah dan sholat dhuha yang merupakan ibadah shalat yang telah diwasiatkan Nabi Muhammad kepada Abu Hurairah. Ketika mengerjakan shalat sunnah dhuha, yaitu pada waktu matahari terbit hingga menjelang masuknya dzuhur. Surah Ad-Dhuha juga dapat dibaca pada rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah. Nama Ad-Dhuha sendiri dalam surah ini diambil dari sumpah Allah pada ayat pertamanya, yakni “demi waktu dhuha”, yaitu waktu ketika matahari sudah naik sekitar sepenggalah. Surah Ad-Dhuha juga diturunkan setelah beberapa waktu Nabi Muhammad yang tidak mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Hal ini yang membuat kaum kafir di Mekah menghina beliau dengan ucapan semacam “Muhammad sudah tidak dipedulikan Tuhannya”. Diriwayatkan oleh Al Aswad bin Qais, bahwa Jundub bin Sufyan mengisahkan, seorang dari kaum kafir tersebut, Ummu Jamil binti Harb, istri Abu Lahab, berkata kepada Muhammad, “Wahai Muhammad, aku benar-benar berharap setanmu telah meninggalkanmu. Sebab, aku tidak lagi melihatnya sejak dua hari atau tiga hari ini.” Bukhari 4569. Sebagai jawaban atas ucapan tersebut, maka diturunkanlah Surah ad-Dhuha yang menegaskan, bahwa Allah SWT sama sekali tidak meninggalkan atau memurkai Muhammad. Sebaliknya, Allah SWT selalu menjaga beliau tanpa terputus. Keterangan dalam surat Ad-Dhuha juga menjelaskan mengenai larangan untuk berbuat buruk terhadap anak yatim dan orang yang meminta-minta. Juga terdapat pula diperintah oleh Allah SWT supaya senantiasa selalu mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Kemuliaan dari shalat Dhuha yang juga memiliki beberapa kemuliaan, diantaranya yang bisa diketahui dari hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, “Rasulullah saw, kekasihku itu berwasiat kepadaku tiga hal pertama puasa tiga hari setiap bulan, kedua dua rakaat dhuha setiap hari, ketiga shalat witir sebelum tidur.” Selain itu, dalam hadits lain juga telah disebutkan bahwa, “Barangsiapa menjaga shalat dhuha, maka Allah akan mengampuni segala dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” Bacaan Ad DhuhaAyat 1Ayat 2Ayat 3Ayat 4Ayat 5Ayat 6Ayat 7Ayat 8Ayat 9Ayat 10Ayat 11Tafsir Surat Ad DhuhaIsi Kandungan Surat Ad-DhuhaKeutamaan Surat Ad-DhuhaSebab Turunnya Surat Ad DhuhaKategori Ilmu Berkaitan Agama IslamMateri Agama Islam Bacaan Ad Dhuha Dokumen pribadi Berikut bacaan surat Ad Dhuha ayat 1-11 Arab, latin, dan terjemahannya Ayat 1 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالضُّحٰىۙ – ١ Arab latin waḍ-ḍuḥā Artinya Demi waktu dhuha ketika matahari naik sepenggalah, Ayat 2 وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ ٢ Arab latin wal-laili iżā sajā Artinya 2. Demi malam apabila telah sunyi, Ayat 3 مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ ٣ Arab latin mā wadda’aka rabbuka wa mā qalā Artinya Tuhanmu tidak meninggalkan engkau Muhammad dan tidak pula membencimu, Ayat 4 وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ ٤ Arab latin wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā Artinya yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan. Ayat 5 وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ ٥ Arab latin walasaufa yu’ṭīka rabbuka fa tarḍā Artinya Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas. Ayat 6 اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ ٦ Arab latin alam yajidka yatīman fa āwā Artinya Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi mu, Ayat 7 وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ ٧ Arab latin wa wajadaka ḍāllan fa hadā Artinya Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk, Ayat 8 وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ ٨ Arab latin wawajadaka ā`ilan fa agnā Artinya Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Ayat 9 فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ ٩ Arab latinnya fa ammal-yatīma fa lā taq-har Artinya Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Ayat 10 وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ ١٠ Arab latin wa ammas-sā`ila fa lā tan-har Artinya Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardiknya. Ayat 11 وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ ١١ Arab latin wa ammā bini’mati rabbika fa ḥaddiṡ Artinya Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan dengan bersyukur. Tafsir Surat Ad Dhuha Disebutkan dalam Tafsir Al Azhar, Allah SWT bersumpah atas dua ciptaan-Nya dalam surat Ad Dhuha ini, yakni waktu dhuha dan waktu malam. وَالضُّحٰىۙ ١ وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ ٢ Artinya “Demi waktu dhuha dan demi waktu malam apabila telah sunyi,” Ad Dhuha 1-2. Imam As-Suyuthi mengatakan dalam Asbabun Nuzul, sebab turunnya ayat tersebut berkenaan dengan perkataan orang musyrik kepada Rasulullah SAW yang kala itu beliau SAW tengah sakit dan tidak bisa melaksanakan sholat malam. Hal ini merujuk pada sebuah riwayat Asy-Syaikhani dan lainnya. Dari Jundub, ia berkata, “Nabi SAW mengeluh sakit sehingga tidak bisa melaksanakan sholat malam selama satu atau dua malam. Lantas datangnya seorang wanita dan berkata, Wahai Muhammad, aku lihat setanmu telah meninggalkanmu.’ Allah pun menurunkan firman-Nya, Demi waktu dhuha dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak meninggalkan engkau Muhammad dan tidak pula membencimu.’ Ad Dhuha 1-3.” Sementara itu, Said bin Manshur dan al-Firyabi meriwayatkan dari Jundub, ia berkata, “Jibril terlambat datang kepada Nabi SAW, sehingga orang-orang musyrikin berkata, Dia telah meninggalkan Muhammad.” Latas turunlah ayat tersebut. Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, “Kisah terlambatnya turun Jibril disebabkan anak anjing adalah populer. Hanya saja jika ini menjadi sebab turunnya ayat maka merupakan suatu yang aneh, bahkan asing dan ditolak berdasarkan keterangan yang shahih.” Selanjutnya pada surat Ad Dhuha ayat 4, seperti dijelaskan dalam Tafsir Kementerian Agama Kemenag RI, Allah SWT mengungkapkan sesuatu yang melapangkan dada Nabi SAW dan menenteramkan jiwanya. Dijelaskan bahwa keadaan dalam kehidupan Nabi SAW di hari-hari mendatang akan lebih baik dibandingkan dengan hari-hari yang telah lalu. Kebesarannya akan bertambah dan namanya akan lebih dikenal. Allah akan selalu membimbingnya untuk mencapai kemuliaan dan untuk menuju kepada kebesaran. Janji Allah kepada Nabi Muhammad terus terbukti karena sejak itu nama Nabi saw semakin terkenal, kedudukannya semakin bertambah kuat, sehingga mencapai tingkat yang tidak pernah dicapai oleh para rasul sebelumnya. Demikian penjelasan tafsir tersebut. Pada ayat 5, Allah SWT menyampaikan berita gembira kepada Rasulullah SAW bahwa Dia akan terus melimpahkan anugerah-Nya kepada beliau, sehingga beliau menjadi senang dan bahagia. Di antara pemberiannya itu adalah turunnya wahyu Al-Qur’an secara berangsur-angsur sebagai petunjuk bagi Nabi SAW dan umatnya. Kemudian, pada ayat 6, Allah SWT mengingatkan nikmat yang pernah diterima Nabi Muhammad SAW dengan mengatakan, “Bukankah engkau hai Muhammad seorang anak yatim, tidak mempunyai ayah yang bertanggung jawab atas pendidikanmu, menanggulangi kepentingan serta membimbingmu, tetapi Aku telah menjaga, melindungi, dan membimbingmu serta menjauhkanmu dari dosa-dosa perilaku orang-orang Jahiliah dan keburukan mereka, sehingga engkau memperoleh julukan manusia sempurna.” Selain itu, Dia juga mengingatkan keadaan Nabi Muhammad SAW yang lainnya, seperti tidak mengerti tentang syariat dan tidak mengetahui tentang Al-Qur’an, kemudian Allah memberikan petunjuk kepadanya. Hal ini diterangkan dalam ayat 7. Allah SWT juga menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang miskin. Kemudian Dia memberinya harta benda berupa keuntungan yang amat besar dari istrinya Khadijah, baik harta yang diperdagangkan maupun yang digunakan untuk dakwah. Sebagaimana firman-Nya dalam ayat 8. Lalu, pada ayat 9, sesudah mengingatkan tentang bermacam-macam nikmat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, Allah SWT kemudian meminta Nabi-Nya agar mensyukuri nikmat-nikmat tersebut serta tidak menghina anak-anak yatim dan mengambil haknya. Selain itu, dalam ayat 10, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar orang-orang yang meminta sesuatu kepadanya jangan ditolak dengan kasar dan dibentak. Malah sebaliknya agar diberi sesuatu atau ditolak secara halus. Allah SWT mengakhiri surat Ad Dhuha ini dengan menegaskan kembali kepada Nabi Muhammad SAW agar memperbanyak pemberiannya kepada orang-orang fakir dan miskin serta mensyukuri, menyebut, dan mengingat nikmat-Nya. Untuk memberikan pemahaman lebih mengenai Ad-Dhuha, Grameds bisa membaca Tafsir Al-Quran Kontemporer Juz Amma yang ditulis oleh Ustadz Aam Amiruddin antara lain mempunyai pesan menafsirkan Al-Quran yang dapat memberikan solusi terhadap problem kehidupan spiritual manusia sekarang. Isi Kandungan Surat Ad-Dhuha Seperti yang telah diketahui bahwa surat Ad-Dhuha sendiri menerangkan tentang pemeliharaan Allah SWT terhadap Nabi Muhammad SAW dengan cara yang tidak putus-putusnya. Larangan untuk berbuat buruk terhadap anak yatim dan orang yang meminta-minta dan mengandung pula perintah kepada Nabi supaya senantiasa selalu mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan. Surah Ad-Dhuha memiliki arti, yaitu turun pada waktu dhuha atau pagi hari. Dan pada sebagai jawaban atas sebuah pertanyaan serta hinaan yang dilontarkan oleh kaum kafir Mekkah yang menganggap bahwa Rasulullah SAW sudah tidak dipedulikan lagi oleh Tuhan. Hal ini disebabkan karena Nabi Muhammad SAW sendiri sudah lama tidak menerima wahyu kenabian dari Allah SWT. Hingga pada akhirnya turunlah surah Ad-Dhuha untuk mempertegas bahwasannya Allah SWT memberitahukan bahwa, dugaan dari kaum kafir Mekah adalah suatu kesalahan yang sangat besar. Allah SWT juga telah memberi tahu kepada Nabi Muhammad SAW bahwasannya Allah SWT tidak pernah membenci ataupun melupakannya. Dan adapun isi kandungan dalam surat Ad Dhuha ada beberapa. Berikut ini isi kandungan dalam surat Ad Dhuha yang bisa kita ketahui dan pahami yaitu Isi surat Ad Dhuha artinya bahwa Allah SWT tidak akan pernah meninggalkan Nabi Muhammad SAW berasal dari keadaan yatim dan tidak memiliki perlindungan serta peningkatan. Isi surat Ad Dhuha artinya sebagai pertanda dari Allah SWT bahwa kehidupan Nabi Muhammad SAW dan dakwahnya akan bertambah baik dan semakin berkembang. Kemudian isi surat Ad Dhuha artinya larangan menghina anak yatim dan menghardik orang-orang yang minta-minta. Dan isi surat Ad Dhuha artinya perintah untuk mensyukuri anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Keutamaan Surat Ad-Dhuha Tidak ada dalil yang memang secara khusus menyebutkan mengenai keutamaan dalam membaca surat Ad-Dhuha. Sehingga tidaklah dibenarkan apabila seseorang membaca dengan tujuan dan keyakinan dalam memperoleh keutamaan tertentu selain keutamaan secara umum jika membaca Al-Quran tanpa adanya dalil secara khusus. Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah menjelaskan bahwa ومن البدع التخصيص بلا دليل ، بقراءة آية ، أو سورة في زمان أو مكان أو لحاجة من الحاجات ، وهكذا قصد التخصيص بلا دليل . ومنها – قراءة الفاتحة بنية قضاء الحوائج وتفريج الكربات . – قراءة سورة يس أربعين مرة بنية قضاء الحاجات ” انتهى باختصار . Artinya “Di antara bentuk kebodohan adalah mengkhususkan suatu ibadah tanpa disertai dalil, seperti dengan membaca ayat atau surah tertentu di waktu atau tempat tertentu dengan tujuan tertentu. Dan yang semisalnya, ketika seorang mengkhususkannya tanpa diiringi dalil.” Contohnya adalah Membaca surah Al-Fatihah dengan keyakinan bahwa hal tersebut dapat mengabulkan permohonannya dan menghilangkan kesulitan. Membaca surah Yasin sebanyak 40 kali dengan keyakinan agar kebutuhannya terpenuhi.” Tetapi jika hanya sekedar membaca Al-Qur’an dengan hanya mengharap ridhoNya dan keutamaan Al-Qur’an tanpa mengharap keyakinan akan menjadi sesuatu yang khusus dibanding ayat lain maka hal tersebut tidak apa-apa. Wallahu a’lam. Sebab Turunnya Surat Ad Dhuha Jundub bin Abdillah radhiyallahu anhu menceritakan اشْتَكَى النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَلَمْ يَقُمْ لَيْلَةً – أوْ لَيْلَتَيْنِ – فأتَتْهُ امْرَأَةٌ، فَقالَتْ يا مُحَمَّدُ ما أُرَى شيطَانَكَ إلَّا قدْ تَرَكَكَ، فأنْزَلَ اللَّهُ عزَّ وجلَّ {وَالضُّحَى واللَّيْلِ إذَا سَجَى ما ودَّعَكَ رَبُّكَ وما قَلَى} Artinya “Suatu ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallama sakit selama sehari atau dua hari. Seorang wanita datang ke Nabi shallallahu alaihi wasallama sembari berkata, Wahai Muhammad! Tidaklah aku saksikan bahwa setanmu itu meninggalkanmu.’ Kemudian Allah Azza menurunkan surat Ad-Dhuha.” HR. Bukhari no. 4950 Kedatangan malaikat Jibril yang merupakan sebuah kebahagiaan bagi Nabi shallallahu alaihi wasallam karena dengan kembalinya mendengar wahyu setelah beberapa saat sempat terhenti, mendapat ilmu yang baru dan sebagainya. Kedatangan Ummu Jamil dalam rangka memunculkan keraguan di hati Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallama. Akan tetapi, Allah Azza Wajalla segera menegakkan kembali hati Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallama. Banyak yang sudah mengetahui tata cara dan fadhilah shalat Dhuha. Tapi, buku ini akan memberikan banyak pengetahuan baru tentang shalat Dhuha dan keajaiban-keajaibannya. Nah, Grameds bisa membaca buku Penuntun Mengerjakan Shalat Dhuha dan Kaya Raya Berkah Bangun Pagi, Tahajud, Subuh, Dhuha dan Sedekah yang tersedia di Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa surat Ad-Dhuha dianjurkan dibaca di saat melakukan sholat dhuha. Setelah membaca artikel ini sampai selesai, semoga kita jadi semakin rajin dalam menjalankan sholat dhuha. Itu dia mengenai pengertian surah Ad-Dhuha dan mengapa diturunkan. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu. Jika ingin mencari buku seputar Al-Quran, maka kamu bisa mendapatkannya di Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Yufi Cantika Sukma Ilahiah Rujukan ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Please wait while you are redirected...or Click Here if you do not want to wait. Tajwid Surat Ad-Dhuha ♦ Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh. Perlu diketahui ada dua nikmat yang sering dilalaikan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan longgar. Karena banyak yang diberi 2 nikmat tersebut namun tidak bisa memanfaatkanya dengan baik. Jadi mumpung masih sehat dan masih longgar mari kita perbanyak ilmu agama. Di kesempatan ini akan menyajikan pembelajaran tajwid surat Ad-Dhuha dari ayat 1-11. Tujuan dari pembelajaran ini supaya para pembaca dapat mengerti dan faham hukum-hukum tajwidnya, serta dapat mempraktekan saat membacanya. Untuk lebih jelasnya silahkan kalian simak pembahasanya di bawah ini. AYAT 1 وَالضُّحَىٰ Al-Syamsiah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf ضُّ. Cara membacanya di masukan وَالضُّحَىٰ Madthob’I, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf alif. Cara membacanya Panjang 2 harakat AYAT 2 وَاللَّيْلِ Al-Syamsiah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf طَّ. Cara membacanya di masukan وَاللَّيْلِ Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf ya mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas إِذَا Madthob’I, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf alif. Cara membacanya Panjang 2 harakat سَجَىٰ Madthob’I, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf alif. Cara membacanya Panjang 2 harakat AYAT 3 مَا Madthob’I, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf alif. Cara membacanya Panjang 2 harakat وَمَا Madthob’I, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf alif. Cara membacanya Panjang 2 harakat قَلَىٰ Madthob’I, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf alif. Cara membacanya Panjang 2 harakat AYAT 4 وَلَلْآخِرَةُ Mad badal, Karena ada huruf [ ء ] bertemu dengan huruf mad dalam satu kata. Cara membacanya panjang 2 harakat خَيْر Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf ya mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas خَيْرٌ لَكَ Idgham billaghunnah, karena ada huruf nun mati/tanwin bertemu dengan huruf رَ. Cara membacanya masuk dengan tidak mendengung الْأُولَىٰ Mad badal, Karena ada huruf [ ء ] bertemu dengan huruf mad dalam satu kata. Cara membacanya panjang 2 harakat الْأُولَىٰ Madthob’I, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf alif. Cara membacanya Panjang 2 harakat AYAT 5 وَلَسَوْفَ Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf ya mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas يُعْطِيكَ Madthob’I, karena ada tanda baca kasroh bertemu dengan huruf ya. Cara membacanya Panjang 2 harakat فَتَرْضَىٰ Madthob’I, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf alif. Cara membacanya Panjang 2 harakat Baca juga Tajwid Surat Al-Kafirun Lengkap AYAT 6 أَلَمْ يَجِدْكَ Idhar safawi, Idhar safawi, karena ada huruf mim mati/sukun bertemu dengan huruf يَ. Cara membacanya terang di bibir dengan mulut tertutup يَجِدْكَ Qolqolah sughro, karena ada huruf دْ mati di dalam kalimat. Cara membacanya membalik membentuk huruf دْ يَتِيمًا فَآوَىٰ Ikhfa haqiqi, karena ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf فَ. Cara membacanya samar-samar membentuk huruf فَ فَآوَىٰ Mad badal, Karena ada huruf [ ء ] bertemu dengan huruf mad dalam satu kata. Cara membacanya panjang 2 harakat فَآوَىٰ Madthob’I, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf alif. Cara membacanya Panjang 2 harakat AYAT 7 ضَالًّا Mad lazim mutsaqqal kilmi, karena ada huruf madthobi’I bertemu dengan tasdyid dalam satu kalimat. Cara membacanya Panjang 6 harakat ضَالًّا فَهَدَىٰ Ikhfa haqiqi, karena ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf فَ. Cara membacanya samar-samar membentuk huruf فَ فَهَدَىٰ Madthob’I, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf alif. Cara membacanya Panjang 2 harakat AYAT 8 عَائِلًا Madthob’I, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf alif. Cara membacanya Panjang 2 harakat عَائِلًا فَأَغْنَىٰ Ikhfa haqiqi, karena ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf فَ. Cara membacanya samar-samar membentuk huruf فَ فَأَغْنَىٰ Madthob’I, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf alif. Cara membacanya Panjang 2 harakat AYAT 9 فَأَمَّا Ghunnah musyaddah, karena ada huruf مَّ yang bertasydid. Cara membacanya masuk dengan mendengung الْيَتِيمَ Al qomariyah, karena ada huruf ال bertemu dengan huruf يَ. Cara membacanya harus terang dan jelas تَقْهَرْ Qolqolah sughro, karena ada huruf قْ mati di dalam kalimat. Cara membacanya membalik membentuk huruf قْ AYAT 10 وَأَمَّا Ghunnah musyaddah, karena ada huruf مَّ yang bertasydid. Cara membacanya masuk dengan mendengung السَّائِلَ Madthob’I, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf alif. Cara membacanya Panjang 2 harakat تَنْهَرْ Idhar halqi, karena ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf عَ. Cara membacanya terang dan jelas di mulut AYAT 11 وَأَمَّا Ghunnah musyaddah, karena ada huruf مَّ yang bertasydid. Cara membacanya masuk dengan mendengung مَّا Madthob’I, karena ada tanda baca fatkhah bertemu dengan huruf alif. Cara membacanya Panjang 2 harakat Isi Kandunga Surat Ad-Dhuha Artinya “1. Demi waktu matahari sepenggalahan naik, 2. dan demi malam apabila telah sunyi gelap, 3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada pula benci kepadamu. 4. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang permulaan. 5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu hati kamu menjadi puas. 6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? 7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. 8. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. 9. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. 10. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya. 11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan”. Beberapa nasihat hikmah yang bisa kite renungkan dari penjelasan surat ad-dhuha. Ketika ALLOH SWT menyampaikan sumpah pada suatu ayat, berarti ada hal yang sangat penting di dalam ayat tersebut. ALLOH tidak akan pernah meninggalkan hambanya yang bertaqwa. Hari akhirat akan lebih baik dari hari ini di dunia ALLOH yang telah memberikan petunjuk kebenaran kepada kita ALLOH yang telah memberikan rizki yang cukup kepada kita ALLOH menyuruh kita untuk menyayangi anak yatim ALLOH menyuruh kita untuk menghormati orang yang meminta-minta ALLOH menyuruh kita untuk saling berbagi ketika mendapatkan nimat Demikianlah pembahasan kali ini, semoga kita semua dapat mendapatkan hikmah dari pembelajaran ini
hukum bacaan surat ad dhuha